KedaiPena.Com – Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kementerian Pertahanan (Kemenhan) diminta melakukan investigasi intensif terhadap apa yang terjadi dengan Helikopter MI-17 di Kawasan Industri Kendal (KIK), Jawa Tengah.
Pasalnya, helikopter buatan Rusia milik TNI AD itu paling banyak dipakai dalam misi latihan maupun misi pengiriman logistik dan pasukan.
“Kemenhan dan TNI perlu melalukan investigasi intensif terhadap beberapa kejadian kecelakaan MI-17 ini. Kalau 2 kejadian sebelumnya di Oksibil dimulai dengan kehilangan kontak, nampaknya tidak mungkin dengan yang di Kendal. Ini perlu penyelidikan mendalam,” ujar Anggota Komisi I DPR, Fraksi Partai Nasdem, Willy Aditya, Minggu, (7/6/2020).
Dia menambahkan, alutsista TNI AD merupakan hal penting penunjang operasi pasukan. Oleh sebab itu Kemenhan dan TNI untuk benar-benar memastikan hal-hal teknis pesawat benar-benar tidak ada masalah untuk digunakan.
Selain itu sebagai pembeli, menurutnya, Indonesia perlu menekankan pelatihan teknis dari industri pembuat yang memadai untuk sumber daya manusia yang akan menggunakannya.
“Faktor terjadinya kecelakaan bisa karena hal teknikal bisa juga karena sumber daya manusia. Kalau karena hal teknikal, maka Kemenhan atau TNI bisa saja mengajukan klaim gugatan terhadap kecelakaan yang terjadi. Kalau karena SDM yang belum menguasai teknologinya, maka ada kewajiban bagi supplier untuk melakukan pelatihan yang memadai,” ucapnya.
Juru Bicara Partai NasDem ini mengatakan, kecelakaan yang kerap terjadi terhadap MI-17 sudah menjadi perhatian publik. Untuk itu Kemenhan dan TNI perlu memberi penjelasan agar masyarakat memperoleh informasi yang benar terntang apa yang sebenarnya terjadi.
“Masyarakat tentu sangat mencintai tentaranya, karena itu mereka juga tidak ingin tentara menjadi korban dalam kecelakaan yang merenggut nyawa. Kemenhan atau TNI perlu menjelaskan hasil investigasinya, agar dukungan masyarakat terhadap TNI juga semakin membesar. Bentuknya paling minim adalah dukungan untuk mengalokasikan APBN jika memang perlu penggantian atau peremajaan,” ucapnya.
Willy berharap, dalam waktu dekat baik TNI AD maupun Kemenhan dapat memulai investigasinya. Koordinasi antara TNI, KNKT, pihak pabrikan menurutnya mendesak perlu dilakukan agar ditemukan penyebab dan langkah perbaikan yang perlu dilakukan.
“Dari kejadian Februari 2020, Juli 2019 tentu sudah ada hasil investigasi, nah ditambah dengan hasil investigasi saat ini tentu akan menjadi makin banyak bahan analisa yang diduga menjadi penyebab terjadinya kecelakaan. Saya kira Menteri Pertahanan yang juga mantan TNI AD akan menaruh perhatian besar terhadap hal ini,” tandasnya.
Laporan: Muhammad Lutfi