KedaiPena.Com – Dampak ekonomi perang Rusia vs Ukraina terasa ke dunia internasional. Harga gandum dan biji-bijian sudah melonjak tinggi.
Demikian disampaikan Peter F.Gontha, Duta Besar RI untuk Polandia 2014-2019 dalam Webinar “Mengantisipasi ancaman Terhadap Ekonomi Nasional di Balik Krisis Ukraina-Rusia”, belum lama ini.
“Efek mengerikan terjadi jika USA mengancam China untuk tidak boleh ikut campur membela Rusia yang dikenakan sanksi,” kata dia.
Sanksi ekonomi sudah berdampak pada asset pribadi warga Rusia di seluruh dunia. Hal itu preseden berbahaya, karena Rusia mengancam melancarkan ‘cyber war’ ke USA yang akibatnya bisa menakutkan.
“Indonesia juga sangat bergantung ke Rusia terutama industri pupuk, industri pertahanan terutama ketika Sukhoi pertama dulu dibeli. Jadi harus bersiap-siap,” paparnya.
Ia pun menjelaskan, banyak bibit potensi persoalan Rusia dengan negara-negara eks Uni Sovyet. Terutama dengan bekas negara Uni Sovyet yang berbatasan langsung atau dengan Eropa Barat.
“Kasus Georgia dan Ukraina amat berpotensi untuk mengganggu rasa nyaman Rusia dari ancaman secara geopolitik dan militer setelah dua negara itu berniat bergabung ke NATO,” lanjutnya.
Di Ukraina, banyak warganya yang berasal dari suku Rusia yang berpotensi membuat perpecahan dan perang saudara di negara-negara eks Uni Sovyet. Hal itu yang membuat Rusia khawatir.
“Ukraina merupakan negara di mana banyak infrastruktur dan peralatan perang Rusia ditempatkan. Saat ini sedang dalam proses dikembalikan Rusia sebelum invasi Rusia (25/02/2022),” jelas Peter.
Namun saat ini setelah beberapa kali perundingan, Ukraina sepakat untuk mengurungkan niat bergabung ke NATO.
“Rusia juga mengizinkan Ukraina untuk bebas formal dan non formal berhubungan ekonomi dengan IEU, asal jangan bergabung dengan NATO,” tandasnya.
Laporan: Muhammad Lutfi