KedaiPena.Com – Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengungkapkan, jika partainya memilih mengikuti mekanisme dan menunggu waktu yang tepat untuk menentukan calon Presiden (Capres) pilihan rakyat untuk Pilpres 2024.
Hal tersebut disampaikan Hasto Kristiyanto menanggapi pertanyaan awak media dalam konferensi pers usai perayaan HUT PDIP ke-49 yang dilakukan secara daring, ditulis, Selasa, (11/1/2022).
“Kami adalah partai yang bergerak bersama rakyat dengan turun ke bawah sebagai senjata paling efektif dalam Pemilu seperti yang disampaikan dalam pidato Bu Mega tadi. Sehingga segala sesuatu ada tahapannya,” beber Hasto.
Hasto mengatakan, partainya memutuskan segala sesuatu dengan mempertimbangkan skala prioritas. Menurutnya, dengan adanya varian baru COVID-19 Omicron menjadi prioritas PDIP terlebih dahulu.
“Kalau siapa yang mau jadi Presiden, Wakil Presiden itu keyakinan PDI Perjuangan berdasarkan ideologi Pancasila itu selalu ada campur tangan dari Tuhan. Tapi PDI Perjuangan terus mempersiapkan diri, menggembleng diri terus menerus,” ungkapnya.
Politikus asal Yogyakarta ini juga menegaskan, keputusan terkait capres yang akan diusung oleh PDIP berada di tangan Megawati selaku ketua umum.
“Karena sekali mengambil keputusan, ya itulah yang harus dijalankan. Sehingga urusan Pilpres kami tidak grusa grusu dengan calon. Karena semuanya ada tahapannya,” imbuhnya.
Hasto melanjutkan, saat ini pemilihan komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) masih berlangsung. KPU juga belum menetapkan jadwal Pilpres.
“Tapi ketika KPU memutuskan dalam seminggu ini, kami sudah bersiap. Karena kami taat perundang-undangan, apalagi terhadap seorang presiden itu ada hitung-hitungannya, ada kalkulasi politik, ada upaya membangun kerja sama dengan partai lain, ada dialog,” sambungnya.
Selain itu, Hasto mengatakan, partainya juga ingin agar capres yang diusung PDIP ada kesinambungan dengan Presiden Jokowi.
Sehingga, kata Hasto, nantinya Jokowi akan memberikan masukan kepada Ketum Megawati agar arah ke depan pemerintahan ini bisa senafas.
“Tidak bisa presiden ke depan punya orientasi yang berbeda memindahkan ibu kota di suatu tempat antah berantah, itu enggak bisa, harus senafas. Itulah yang dilakukan Ibu Mega dan sambil menunggu itu, partai terus melakukan langkah konsolidasi,” pungkasnya.
Laporan: Muhammad Hafidh