KedaiPena.Com – Tokoh dan aktivis Malapetaka Lima Belas Januari (Malari) 1974, DR. Hariman Siregar kecewa dengan pemerintah saat ini.
Sebab, ia menganggap pemerintah tidak netral dalam menjalankan roda pemerintahan dengan sistem demokrasi.
Kekecewaan tersebut dituangkan dalam surat terbuka yang ditulis langsung oleh Hariman Siregar.
“Tulisan ini saya buat dengan sepenuh kekecewaan. Tidak sampai nalar saya menyikapi manuver-manuver politik dalam Pilkada DKI Jakarta, yang kian lama kian kental nuansa main kayunya,” kata dia di Jakarta, ditulis Jumat (10/3).
Kekuasaan, sambung dia, ambrol. Bukan lagi untuk memperkuat yang benar, melainkan mati-matian membela jagoannya. Demi kemenangan jagoannya, bahkan Istana ‘melacurkan’ kebenaran dan menginjak moralitas politik.
“Sungguh tragis. Rakyat menyaksikan hal itu hingga dengan hati berkeping-keping. Di mana hati nurani penguasa? Apakah penguasa melihat rakyat cuma sebagai kumpulan orang-orang bodoh yang bisa dengan gampang dibodohi?,” ujarnya bertanya.
Bagaimana mungkin suatu perkara yang sudah terang duduk-tegaknya, salah-benarnya, bisa dipelintir dengan begitu kasar tanpa rasa bersalah. Ahok yang sudah jelas-jelas menista agama Islam, sampai saat ini tidak kunjung ditahan, meski sudah duduk di kursi terdakwa.
“Padahal, kasus-kasus serupa dengannya, seperti Arswendo Atmowiloto, Permadi atau Lia Eden langsung ditahan. Ketika Ahok menghina K.H. Ma’ruf Amin, Menteri Luhut B Pandjaitan langsung turun tangan. Bahkan demi Ahok, presiden sampai bertindak melanggar UU Pemda karena tidak memberhentikan sementara Ahok yang sudah berstatus terdakwa kasus penistaan agama,” kecewa Hariman.
Laporan: Muhammad Hafidh