KedaiPena.Com – Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Aher meminta pemerintah untuk merevitalisasi upaya promotif dan preventif di bidang kesehatan yang sudah dijalankan selama ini.
Hal tersebut disampaikan Netty sapaanya pada peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) akan diperingati pada tanggal 12 November 2021. Peringatan HKN ke-57 yang diperingati pada hari ini, mengusung tema “Sehat Negeriku Tumbuh Indonesiaku“.
“Apalagi tantangan pembangunan kesehatan semakin berat kedepannya. Harapannya sehat dimulai dari diri sendiri dan keluarga itu betul-betul bisa terwujud. Pada UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan juga dijelaskan bahwa rumah sakit milik pemerintah maupun swasta mempunyai tanggung jawab untuk melakukan itu. Hal ini juga diperkuat dalam UU 44/2009 tentang Rumah Sakit” kata Netty dalam keterangan media, Jumat (12/11/2021).
Menurut Netty, kegiatan prioritas nasional di bidang kesehatan seperti Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) dan lain-lain bisa tercapai apabila pemerintah memiliki perhatian penuh terhadap ketersediaan SDM di bidang kesehatan.
“Pemerintah harus mencetak tenaga kesehatan yang diperlukan terutama di daerah terpencil, tertinggal, dan perbatasan, atau terluar dengan mengedepankan prinsip keadilan, kesetaraan, pemerataan, dan keterjangkauan” katanya.
Ketersediaan SDM di bidang kesehatan kata Netty, harus juga didukung dengan kebijakan yang berpihak pada kemandirian industri farmasi.
“Dukung kebijakan terhadap pengembangan dan kemandirian di bidang industri farmasi, obat, dan alat kesehatan sebagai wujud implementasi Inpres nomor 6/2016. Jangan sia-siakan kekayaan alam kita yang banyak tumbuh tanaman-tanaman obat. Karena faktanya saat ini, mayoritas obat maupun alkes yang digunakan untuk penanganan Covid-19 di Indonesia berasal dari impor” tambahnya.
Selain itu kata Netty, soal pengendalian penyakit menular masih menjadi tantangan selama ini.
“Sampai saat ini Indonesia kurang lebih dari 2.000 tenaga kesehatan meninggal dunia akibat terpapar Covid-19, kebanyakan dari mereka adalah dokter dan perawat. Ini harus jadi catatan serius, karena akan berdampak pada pelayanan dan fasilitas kesehatan pada umumnya” pungkas dia.
Laporan: Muhammad Lutfi