SEMUA memiliki hajat, semua punya keperluan. Semua memiliki urusan. Dan dia mengharapkan keinginannya dikabulkan. Hajatnya terselesaikan, keperluannya dimudahkan.
Dan jalan pintas untuk meraih semuanya itu ringan tidak membutuhkan waktu, dan harta serta kekuatan. Itu berdoa kepada Allah Subhanahu wa ta’ala.
Memohon kepada sang pencipta agar urusan kita diselesaikan.
Memilih waktu-waktu mustajab untuk hal itu, dan diantara waktu mustajab yang banyak, kita lupa dengan waktu itu. Itu adalah berdo’a pada hari Jum’at.
Dimana Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam mengatakan,
“Sesungguhnya pada hari Jum’at itu ada waktu mustajab yang Allah akan kabulkan do’a kitaâ€.
Lalu, kapan waktunya? Wallahu’alam.
Al Imam Ibn Hajar al-Asqalani dalam kitabnya Al Fattah, menjelaskan bahwasanya ada 40 pendapat ulama tentang waktu mustajab di hari Jum’at itu.
Ini menandakan bahwa waktu itu memang sebuah misteri, yang kita harus mencari dan memanfaat kan hari Jum’at untuk berdo’a.
Ada pendapat yang lebih mendekati kebenaran bahwa waktu mustajab itu setelah Shalat Ashar.
Maka paling tidak tatkala kita ada di rumah, di tempat kerja kita, di jalan, kita pada hari Jum’at setelah shalat Ashar, manfaatkan untuk berdo’a.
Karena kita tidak tahu, di menit keberapa doa itu mustajab.
Seorang Tabi’in, Said bin Zubair. Diriwayatkan pada hari Jum’at setelah Shalat Ashar, tidak berbicara dengan seorang pun.
Karena dia gunakan waktu itu untuk berdo’a dan memohon kepada Allah.
Maka jangan lupa, ketika hari Jum’at ada waktu mustajab. Mintalah hajatmu kepada Allah.
Allah Subhanahu wa ta’ala berjanji, “mintalah kepada Aku, maka Aku kabulkanâ€.
Oleh Ust. Dr. Syafiq Riza Basalamah. M.A