KedaiPena.com – Anggota Ombudsman RI Yeka Hendra Fatika menyatakan Harga Eceran Tertinggi (HET) beras yang ditetapkan pemerintah tidak dapat menghentikan laju peningkatan harga beras.
“Pemerintah jangan sibuk mengurusi bantuan beras kepada warga miskin saja. Karena masyarakat kita juga ada warga kelas menengah yang kini menghadapi lonjakan harga beras. Coba, sudah berapa lama harga terus naik. Kini bahkan sudah ada yang jual Rp20.000 per kg. Nggak ada HET,” kata Yeka, Selasa (20/2/2024).
Ia menyampaikan kelangkaan beras di ritel modern terjadi karena peritel diharuskan menjual di HET, sementara harga sudah meningkat jauh.
“Jadi ironis. HET itu tidak terjadi. Kalau ada merek-merek beras premium hilang di ritel modern, bukan karena hilang tapi karena memang harganya sudah nggak masuk dengan HET. Harga beras sudah tinggi, sementara di ritel modern harus dijual sesuai dengan HET. Sementara di warung-warung, di pasar, masyarakat membeli di atas HET,” ucapnya.
Disampaikan, HET beras yang berlaku saat ini sesuai Peraturan Badan Pangan Nasional No 7/2023 adalah untuk Zona 1 yang meliputi Jawa, Lampung, Sumsel, Bali, NTB, dan Sulawesi adalah Rp10.900 per kg medium, sedangkan beras premium Rp13.900 per kg. HET beras di Zona 2 meliputi Sumatra selain Lampung dan Sumsel, NTT, dan Kalimantan dipatok Rp11.500 per kg medium dan beras premium Rp14.400 per kg. Sementara di zona ke-3 meliputi Maluku dan Papua, HET beras medium sebesar Rp11.800 per kg, dan untuk beras premium sebesar Rp14.800 per kg.
“Akibatnya, terjadi kondisi seperti saat ini. Jadi bukan berasnya hilang, tapi sudah nggak masuk dijual sesuai HET di ritel modern,” ucapnya lagi.
Ia mengatakan, jika HET beras diubah atau pemerintah kemudian melepas harga beras ke pasar, tak akan mengulang kisruh minyak goreng (migor) yang terjadi pada tahun 2022 lampau.
“Bukan berarti kalau pemerintah melepas harga ke pasar, pemerintah kalah. Karena pemerintah punya Bulog yang stoknya lebih besar. Ketika harga terus melambung, Bulog bisa intervensi dengan menjual beras ke pasar, lewat operasi pasar langsung ke masyarakat. Karena stoknya lebih banyak dan harganya jauh lebih murah,” pungkasnya.
Laporan: Ranny Supusepa