KedaiPena.com – Meningkatnya harga minyak bumi dan batubara paska serangan Rusia ke Ukraina akan menyebabkan pemerintah Indonesia tak memiliki pilihan selain menaikkan harga produk migas dalam negeri.
Pengamat Migas Center of Energy and Resources Indonesia (CERI) Yusri Usman menyatakan kenaikan harga migas dan batubara dunia bisa disebabkan banyak faktor.
“Harga minyak mentah, gas alam dan LPG serta batubara sangat tergantung hukum suplai dan kebutuhan. Jika suplai terhambat karena adanya ganguan perang ataupun cuaca, maka otomatis harga energi akan melambung sesuai hukum ekonomi,” kata Yusri, saat dihubungi, Minggu (6/3/2022).
Ia menyebutkan dengan naiknya harga pasaran dunia minyak bumi dan batubara, pemerintah pun tak akan memiliki pilihan banyak selain menaikkan pula harga minyak bumi dan batubara dalam negeri.
Tercatat, hingga Jumat (4/3/2022), harga batubara di pasar ICE Newcastle Australia sudah menembus 400 Dollar Amerika per ton. Sementara harga jenis minyak West Texas Intermediate (WTI) sudah menyentuh 113,37 Dollar Amerika per Barrel.
“Makanya harga BBM Umum dan LPG 12 kg dinaikan harganya dari Pertamina. Tak ada pilihan bagi Indonesia menyesuaikan karena ketergantungan impor minyak dan LPG yang tinggi,” ucapnya.
Namun, lanjut Yusri, meskipun Indonesia merupakan produsen batubara termasuk terbesar, tetapi harganya ditentukan oleh harga batubara dunia.
“Hanya PLN dapat proteksi harga DMO jika harga batubara menyentuh di atas USD 70 per metrik ton,” ucapnya lagi.
Oleh sebab itu, Yusri menegaskan bahwa pemerintah harus mempercepat penggunaan energi baru terbarukan, untuk mengurangi subsidi energi oleh pemerintah
“Untuk jangka pendek, pemerintah bisa mencari pinjaman untuk menambal defisit neraca perdagangan dengan meningkatkan semua komoditi energi dan komoditi pangan,” pungkasnya.
Laporan: Natasha