Artikel ini ditulis oleh Achmad Nur Hidayat, Pakar Kebijakan Publik Narasi Institute.
Sejak Surya Paloh menegaskan bahwa penangkapan Johnny G Plate tidak ada intervensi politik dan kekuasaan, NasDem menjadi pembicaraan publik.
Publik menilai yang sedang dilakukan Surya Paloh sesungguhnya adalah diplomasi ala politisi Indonesia yaitu menyampaikan pesan secara tersirat dan multitafsir.
Sementara sebenarnya publik mencerna dengan mudah dimana NASDEM sedang dihukum oleh Presiden Jokowi karena berbeda pilihan soal pencalonan Capres Anies Baswedan.
Johnny Plate ditahan lebih karena faktor politik daripada faktor hukum.
Meskipun SP dan NasDem meminta semua kader menghormati proses hukum namun publik percaya dalam penahanan orang nomor 2 di NasDem tersebut lebih dominan bobot politik daripada bobot hukumnya.
Dalam kasus Patrice Rio Capella, eks Sekjen dan juga mantan ketua umum Partai Nasdem, SP menyikapinya tidak dengan mengumpulkan petinggi dan melakukan konferensi pers, misalnya.
Hal ini menunjukan bahwa SP dan Nasdem memberlakukan kasus Johnny G Plate ini unik dan berbeda.
Bila SP menilai kasus Johnny G Plate dan Patrice Rio Capella adalah sama yaitu persoalan murni hukum semata, maka tidak mungkin ada konferensi pers dan pemanggilan petinggi nasdem secara mendadak kemarin.
Pesan Tersirat Presiden: Harga Melawan itu Berat!
Jika seksama menilai, penahanan Johnny G Plate memiliki makna tersirat bahwa harga melawan perintah Presiden Jokowi itu berat konsekuensinya.
Bagi kalangan oposisi, mungkin pemahaman tersebut sudah difahami dengan baik. Demokrat dan AHY misalkan, dengan status oposisi, status PD terus diganggu terakhir sampai ke tahapan MA digugat oleh Moeldoko, Kepala KSP-nya Presiden Jokowi.
Begitu juga dengan PKS, status oposisi, membuat dimana kader-kader vokalnya digrass-root sering dipidana melalui UU ITE.
Namun, bagi NasDem, partai yang menyusung Presiden Jokowi sejak periode pertama 2014 adalah pengalaman baru.
Sejak Pilpres 2014 dan 2019, SP bersama jaringan partai NasDem, jaringan pengusaha dan jaringan medianya sangat aktif memenangkan Jokowi. SP dan NasDem juga memberikan 3 sampai dengan 4 kader terbaiknya untuk membantu Presiden menjalankan pemerintahan.
Namun sejak NasDem mengusung Anies Baswedan tahun 2023, SP mengalami banyak persoalan.
Selain Johnny G Plate ditahan, Menteri Nasdem yang lain yaitu Yasin Limpo Menteri Pertanian dikritik Presiden karena sering memberikan data tidak akurat, pemerintah kedodoran dan sering terganggu mengambil keputusan ketahanan pangan karena tidak akuratnya data pertanian nasional, ujar Presiden Jokowi pada Senin (15/5/2023) di Istana Negara pada peluncuran sensus pertanian.
Padahal sebelum NasDem mengusung Anies Baswedan, Menteri-menteri NasDem sejak periode pertama Jokowi sampai saat ini dinilai presiden berkinerja baik, bahkan Siti Nurbaya Bakar, Menteri asal Nasdem diperpanjang 2 periode memimpin Kementerian Lingkungan Hidup sejak 2014-2024.
[Bersambung]