KedaiPena.com – Meningkatnya harga minyak goreng hingga menembus angka Rp20 ribu, dinyatakan CORE Indonesia sebagai akibat adanya upaya dari pelaku usaha meraih keuntungan dari peningkatan permintaan minyak kelapa sawit di pasar luar negeri. Tapi kondisi harga beberapa komoditas yang mengalami kenaikan akan menurun pada Maret 2022.
Peneliti CORE Indonesia Dwi Andreas memprediksi bahwa harga komoditas minyak goreng masih akan terus merangkak naik hingga Januari 2022. Namun, penurunan harga akan terjadi pada Februari 2022.
“Tidak perlu dicemaskan karena Februari dan Maret harganya akan terkoreksi,” kata Andreas dalam acara ‘Refleksi Ekonomi Akhir Tahun CORE’, Kamis (30/12/2021).
Andreas menjelaskan bahwa mahalnya harga minyak goreng saat ini karena kurangnya pasokan karena adanya peningkatan permintaan kelapa sawit yang besar dari luar negeri. Hal ini menyebabkan pelaku usaha memanfaatkan kenaikan harga komoditas untuk meraup keuntungan.
“Jangan khawatir karena di tahun depan harganya kembali turun. Mengingat produksi kedelai di Brasil akan mengalami panen raya, sehingga kebutuhan kelapa sawit akan menurun,” ujarnya.
Tak hanya minyak goreng, Andreas menyebutkan kenaikan harga cabai yang terjadi saat ini akan mencapai puncaknya di bulan Januari. Sehingga, di bulan Februari 2022, harga cabai akan mulai turun.
“Mulai akhir Januari petani akan mulai panen, jadi pada bulan Februari harga mulai turun,” ujarnya lagi.
Andreas menjelaskan kenaikan harga cabai disebabkan oleh fenomena alam La Nina yang membuat para petani banyak yang gagal panen. Sementara permintaan di akhir tahun selalu tinggi sehingga hukum ekonomi berlaku.
“Komoditas telur ras juga sama. Kenaikan harga telur saat ini menjadi wajar karena sampai bulan November lalu produksi telur sangat berlimpah dan harga menjadi anjlok. Kenaikan harga telur juga akan mereda memasuki bulan Februari. Harga tersebut akan mengalami penurunan sampai puncaknya bulan April kemudian akan naik lagi setelahnya. Memang karena siklusnya yang begitu,” pungkasnya.
Laporan : Natasha