KedaiPena.Com – Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang Selatan (Disperindag Tangsel), Maya Mardiana menyatakan, kenaikan harga kedelai di pasaran sangat berdampak pada industri besar pengrajin tahu tempe.
“(Kenaikan harga kedelai) yang menjadi masalah itu yang industri, karena industri itu belinya bisa jumlahnya besar ton-tonan,” ujar dia saat ditemui KedaiPena.Com, Rabu, (6/1/2021).
Maya mengatakan, kenaikan harga bahan pokok kedelai kini naik hampir 30 persen dari harga Rp7.200 menjadi Rp9.000 karena ada masalah di impor.
Menurut dia, harga barang kedelai naik merupakan dampak dari stok bahan pangan kedelai yang menipis karena berkurangnya kuota impor ke Indonesia.
“Kuota kita ada keterbatasan karena ada permintaan dari negara lain meningkat, yang kita impor ini dari Amerika, sementara Tiongkok meminta lebih banyak (pasokan), jadi kuota ke kita ini jadi lebih dikit,” ungkap dia.
“Jadi gini mas, barang yang ada disana, tentunya itu dari pemasok ya, tugas kita adalah nanti jangan sampai ada harga yang dinaikan semena-mena, tetapi setelah kita tarik lagi ke atas ternyata ini penyebabnya adanya kurang produksi itu,” papar dia.
Akibat dari itu, Ia jelaskan pemberi barang ke pasar pun berhitung, maka dari itu pihaknya kini sedang berkordinasi dengan pusat atau Kemendag.
“Sekarang pusat lagi ngebahas dan kita berkordinasi agar dampaknya nanti untuk daerah,” terang dia.
Maya mengatakan, selain Tangsel, daerah-daerah lain juga sudah menyampaikan kondisi lapangannya secara berjenjang ke Kemendag, kemudian nanti daerah akan melakukan kompilasi.
“Kalau tidak salah mereka (Kemendag) akan melakukan pertemuan dengan asosiasi bahan baku, agar nanti kebijakan yang sudah diambil dan kebijakannya berdampak pada kita juga,” tandasnya.
Laporan: Sulistyawan