KedaiPena.com – Terus naiknya harga gula, mendorong Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengambil langkah perbaikan di sektor hulu, yakni perkebunan tebu.
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi berencana mengaktifkan kembali Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI), sebagai bagian dari perbaikan hulu industri gula. Ia menyatakan akan mengajak Kementerian Pertanian untuk mengaktifkan P3GI.
“Bibitnya kalau memang harus mengambil bibit impor dari Australia atau Brasil atau dari manapun, ya kita harus lakukan. Bibitnya harus dibenarin pupuknya harus dibenarin, produksinya dibenarin, pabriknya dibuat efisien, rendemen-nya harus seperti di luar negeri, di atas 11-12 persen,” kata Arief, Rabu (29/11/2023).
Dengan langkah tersebut, ia menyatakan Indonesia tak lagi mengandalkan pasokan impor, yang kemudian menyebabkan harga gula di dalam negeri selalu terpengaruh gejolak dari luar. Mulai dari efek nilai tukar sampai gejolak di pasar internasional.
“Saat ini merupakan kesempatan Indonesia untuk membangun pertanian-perkebunan di dalam negeri, sehingga nantinya tidak ketergantungan oleh importasi lagi,” ujarnya.
Arief menyatakan pengembangan akan dilakukan baik dari sisi on farm maupun off farm.
“Kalau ini dikerjakan, berarti potensi meningkatkan NTP (nilai tukar petani) pertanian perkebunan itu akan menjadi terbuka lebar,” ujarnya lagi.
Ia menekankan bahwa tak ada upaya jangka pendek yang bisa dilakukan untuk meredam kenaikan harga gula di dalam negeri. Selain mengguyur pasar di dalam negeri, termasuk dengan membuka keran impor. Namun, jika Indonesia terus-menerus mengandalkan impor, maka yang terjadi seperti saat ini.
“Itu harga gula di sana naik apapun alasannya mau itu di-banned, mau itu dipakai untuk etanol, mau port-nya loading 2 bulan, apapun pasti akan memengaruhi harga gula di Indonesia. Ketika harga gula internasional sedang tinggi, itu memengaruhi harga gula di dalam negeri, belum lagi nilai tukar rupiah yang turut memengaruhi harga gula,” pungkasnya.
Laporan: Ranny Supusepa