KedaiPena.Com – Harga gas alam yang diperdagangkan di Amerika Serikat, Jepang, dan Eropa mulai naik. Diramalkan harga ini akan terus naik.
Demikian dikatakan peneliti Lingkar Studi Perjuangan Gede Sandra kepada KedaiPena.Com, Kamis (28/12/2017).
Hal ini pun berdampak pembangunan Blok Masela. Selaku operator, Inpex terlalu lambat dalam mengerjakan persiapan pembangunan proyek Blok Masela.
“Seharusnya proyek sudah dapat dimulai di tahun 2017, di saat harga gas alam masih di posisi terendah. Kini harga gas alam sudah mulai naik dan akan kembali naik. Kenaikan harga gas alam ini juga akan mengerek naik harga komponen-komponen pembangunan proyek seperti pipa, tangka storage, dan sebagainya,” jelas Gede.
Akibatnya, Indonesia menjadi kehilangan momentum untuk membiayai proyek Blok Masela dengan lebih murah. Karena itu pilihan satu-satunya bagi Pemerintah Indonesia saat ini adalah menekan Inpex agar proyek Blok Masela dapat dikebut.
Proyek Blok Masela sedikit menunjukan kemajuan. Setelah tertunda cukup lama, Inpex Corporation selaku operator Blok Masela akhirnya menyelesaikan proses awal pengadaan jasa Pre Front End Engineering Development (FEED).
Senior Specialist Media Relations Inpex Corporation, Moch N.Kurniawan mengatakan, Inpex telah menyelesaikan proses Pengadaan Jasa Study Pre-FEED Blok Masela. Tahapan tersebut ditandain dengan selesainya pra-kualifikasi.
“Kami telah menyelesaikan pra-kualifikasi Pre-FEED kilang LNG Darat dan FPSO (Fasilitas Apung Produksi Penyimpangan dan Offloading) dan akan melanjutkan ke tahapan-tahapan berikutnya,” ujar Iwan, beberapa waktu lalu.
Setelah proses kualifikasi, Inpex akan memulai lelang pengadaan jasa Pre-FEED. Tahapan ini merujuk pada proses pengadaan jasa Pre-FEED pada umumnya yang biasanya melewati empat tahapan, yaitu rencana pengadaan, pra kualifikasi, proses lelang, dan penandatanganan kontrak.
Biarpun telah menunjukan sedikit kemajuan, tapi Inpex belum bisa memulai proses Pre-FEED seperti yang ditargetkan pada akhir tahun 2017. Dengan akan dimulainya proses lelang, maka proses Pre-FEED kemungkinan besar akan dilakukan pada tahun depan.
Iwan tidak menyebutkan kapan tepatnya proses lelang pengadaan jasa Pre-FEED dengan total anggaran mencapai sekitar US$ 23 juta akan dimulai. Dia hanya menyebut Inpex akan menyelesaikan seluruh tahapan untuk memulai pengembangan Blok Masela.
“Kami berkonsentrasi penuh agar tahapan demi tahapan ini kami laksanakan dengan sebaik-baiknya,” imbuh Iwan.
Seperti diketahui, setelah tahapan Pre-FEED selesai maka Inpex akan masuk ke tahapan FEED yang meliputi spesifikasi teknis, gambar teknis, estimasi biaya dan konstruksi, dan contracting strategy.
Setelah itu, Inpex akan masuk tahapan AFE Konstruksi. Setelah disetujui maka akan ada tahapan pengadaan kontrak konstruksi untuk selanjutnya pelaksanaan konstruksi.
Dengan tahapan yang masih cukup panjang ini dan kontrak Inpex yang akan berakhir pada 2028, maka wajar jika pemerintah pada akhirnya menjamin perpanjangan kontrak Inpex di Blok Masela. Pemerintah akan memberikan perpanjangan kontrak selama 27 tahun kepada Inpex.
Kontrak Blok Masela sendiri ditandatangani tahun 1998, dalam kontrak tersebut disebutkan Blok Masela dikelola oleh Inpex sebagai operator dengan kepemilikan saham 65% dan Shell Upstream Overseas Services sebesar 35%. Dengan adanya keputusan pemerintah Indonesia ini maka diharapkan Inpex bisa segera memulai proyek lapangan gas tersebut.
Laporan: Irfan Murpratomo