KedaiPena.Com – Harga kebutuhan bahan pokok di pasar tradisional mulai meningkat naik. Salah satunya dipasar Serpong Tangerang Selatan (Tangsel).
Hal ini terjadi sejak merebaknya sejak menyebarnya kasus virus corona (covid-19) di Indonesia.
Informasi yang dihimpun oleh KedaiPena.Com, harga kebutuhan pokok semacam beras, gula, minyak dan telor mengalami kenaikan harga.
Seorang pedagang bernama Dani mengutarakan, beras per karungnya naik kisaran Rp5.000.
“Tapi kalau dihitung jual per liter sih memang masih normal. Seperti beras pulen yang dapat dikatakan beras yang lumayan bagus, di mana para pedagang seperti kami mengeteng dari harga Rp9.000 sampai kisaran Rp10.000,” kata Dani, saat diwawancarai, Sabtu (21/3/2020).
Selanjutnya, telur ayam negeri juga mengalami kenaikan dari harga Rp26.000, sekarang sudah di angka Rp27.0000 per kilonya.
“Nah yang lebih parah lagi mah gula, perkilogramnya sekarang Rp18.000, sebelumnya kisaran Rp15.000 sampai dengan Rp16.000. Di mana harga sebelumnya kita sebagai pedagang masih bisa dapat keuntungannya,” paparnya.
Dia terangkan memang untuk ketersediaan stok relatif masih aman. Ia bahkan bisa menjual telor sekitar 3 peti, gula 2 karung.
“Makanya kalau untuk stok, masih aman,” imbuh Dani.
Ia pun mengatakan, dampak dari imbauan pemerintah untuk tidak sering ke luar rumah, agar tidak tertular virus corona, berdampak pada sepinya pembeli.
“Dampak bener itu mah, omzet juga bagaimana ya, dibilang kagak terlalu, tapi turun drastis juga,” ujar Dani.
Dani jelaskan, untuk omzet, dirinya bisa mendapatkan kisaran dua persen dari total berdagang pada hari-hari normal. Setelah adanya imbauan corona, jadi drastis.
Di tempat yang sama pedagang telur, Rudi menjelaskan, semua harga telur naik dimulai telur ayam negeri, kampung, bebek, puyuh, asin.
“Dimulai telor ayam negeri, sebelum adanya corona harga cuma Rp22.000, tetapi sekarang naik sampai Rp23.000. Bahkan per kilonya sekarang ada yang menginjak di angka Rp26.000 dan Rp27.000,” jelas Rudi.
Kalau telur ayam kampung, kenaikan mencapai dari Rp1.600 hingga Rp2.500 per kilo. Nah untuk telur bebek yang dijual per kilo dihitungnya per butir. Sebelum ada corona, modalnya cuma Rp1.800, sekarang modalnya mencapai Rp2.400 per butir. Jadi untuk telur bebek, naiknya sekitar Rp600.
“Kemudian telur puyuh, tadinya sekilo saya jual sebelum corona Rp26.000 sekarang Rp31.000 per kilonya, nah ini sangat drastis naiknya,” beber dia.
Soal stok, ia pun mengaku ada penurunan barang dari penyuplai. Misalkan dirinya pesan 30 peti, yang datang hanya 25 peti.
“Berarti tidak aman dong. Kecuali kita pesan 30 yang datang 35 itu berarti aman,” jelas dia.
Rudi pun meminta pemerintah memikirkan bersama solusi atas masalah ini.
“Karena pastinya, pembeli berkurang. Contohnya, yang biasanya mereka ngambil sekilo saja, setiap ke pasar ah cuman sekilo, mending di warung ajah belinya, itu sudah pasti (membuat pasar) sepi,” pungkas Rudi.
Laporan: Sulistyawan