KedaiPena.Com – Menyambut even tahunan Hari Anak Jakarta Membaca 2016, yang diselenggarakan Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (BPAD) Provinsi DKI Jakarta, pelbagai mata lomba segera digelar.
Untuk itu para anak, para pelajar, mahasiswa, dan masyarakat umum yang berdomisili di wilayah di lima wilayah kotamadya DKI Jakarta dan Kabupaten Kepulauan Seribu, dipersilahkan mulai saat ini segera mendaftar ikut dalam lomba-lomba yang digelar secara berjenjang.
Artinya, para pemenang lomba, juara 1-3 pada setiap mata lomba di tiap-tiap wilayah kotamadya/kabupaten, akan dibawa dan diadu lagi di tingkat provinsi untuk menentukan juara tingkat provinsi. Hadiahnya pun menggiurkan dan amat pantas.
Di antara mata lomba yang segera diselenggarakan itu adalah:
1) Lomba Mewarnai Cover Buku (untuk peserta anak tingkat SD usia 7-12 tahun),
2) Lomba Membuat Komik (untuk anak usia SMP),
3) Lomba Menulis Resensi Buku (untuk anak usia SMA),
4) Lomba Membuat Kontens Blog (untuk masyarakat umum dan mahasiswa),
5) Lomba Tambahan (ditentukan oleh Kantor Perpustakaan Arsip Kota/KPAK di wilayah masing-masing yang disesuaikan dengan kebutuhan).
Mengingat aneka lomba di tiap-tiap wilayah kotamadya/kabupaten itu sudah dekat dan berbeda-beda waktu pelaksanaannya, maka bagi warga Jakarta segera saja mendaftar ke Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota (KPAK) yang ada di wilayah masing-masing. Atau menghubungi panitia lomba di nomor telepon 0213849254 (Jakpus); 0218198929 (Jaktim); 0215664662 (Jakbar); 0217201174 (Jaksel); (02143800982 (Jakut); 02171202578 (Kabupaten Kepulauan Seribu).
Sementara itu, menurut pemerhati literasi anak yang juga konsultan kota/kabupaten layak anak, Nanang Djamaludin, Hanjaba merupakan contoh perhelatan akbar namun sederhana dari pesta literasi anak tingkat kota/kabupaten dan provinsi yang konsisten digelar sebagai salah satu upaya menyemai tradisi berliterasi anak, khususnya anak Jakarta, dan masyarakat Jakarta pada umumnya.
Dan model perhelatan tahunan literasi anak seperti Hanjaba ini dipandangnya sebagai patut dicontoh oleh banyak provinsi atau kota/kabupaten lainnya di Indonesia. Baik itu yang sudah mendeklaasikan diri menjadi kota/kabupaten layak anak maupun belum.
“Kebijakan pengembangan kota/kabupaten layak anak akan semakin berkarakter lewat perhatian serius dan konsisten dari pemerintahan sebuah provinsi/kota/kabupaten untuk pula mengembangkan kebijakan dan program yang berorientasi pada penumbuhkbangan tradisi berliterasi anak dan masyarakat,” jelas Nanang kepada KedaiPena.Com, Sabtu (23/7).
Lebih lanjut ia mengungkapkan, bahwa untuk menghadapi kenyataan yang masih terus melilit di sektor literasi kita, yakni berupa rendahnya indeks minat baca masyarakat yang cuma sebesar 0,001, tidak boleh kita memandangnya seakan itu kutukan permanen yang tak dapat dirubah. Dan jangan sampai kita, terlebih pemerintah pusat dan daerah kehilangan perspektif terobosan untuk melepaskan diri dari jerat atas fakta itu.
Tinggal persoalannya, bagi Nanang, mau atau tidak pemerintah pusat dan pemerintah daerah membuat langkah-langkah dan program yang diperlukan guna mendorong penumbuhkembanan tradisi berliterasi anak dan masyarakat. Tentu dengan melibatkan segenap pemangku kepentingan di masyarakat, dengan ditopang oleh kebijakan dan dukungan anggaran yang relevan.
“Saya yakin ketika ada kemauan kuat diiringi langkah-langkah konsisten, dan dukungan anggaran yang memadai dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk menumbuhkebangkan tradisi berliterasi anak dan masyarakat, maka misi kita untuk menjungkirbalikkan fakta dari 1000 orang Indonesia hanya satu orang yang punya minat membaca, menjadi dari 1000 orang Indonesia cuma satu yang tak punya minat membaca, bukanlah hal mustahil.
Dan terkait perhelatan Hanjaba 2016, Nanang Djamaludin yang juga Direktur Eksekutif Jaringan Anak Nusantara (JARANAN), menyarankan kepada anak-anak di Jakarta dan masyarakat Jakarta untuk mangambil kesempatan ikut dalam pelbagai mata lomba yang digelar pada even Hanjaba 2016.
“Dengan mengikuti lomba yang diadakan dalam Hanjaba ini, selain dapat turut menguatkan gerakan dan tradisi berliterasi anak dan masyarakat yang telah dirintis selama ini di Jakarta, juga dapat mengasah kemampuan berliterasi, membuka relasi-relasi dan perspektif-perspektif baru, dan hadiahnya pun amat pantas dan menarik,” imbuhya.
(Prw)