KedaiPena.Com – Atlet pencak silat peraih medali emas di Asian Games, Hanifan Yudani Kusumah, merupakan sosok yang berandil besar untuk meredam panasnya situasi di tengah gesekan pro dan kontra gerakan #gantipresiden2019.
Bagaimana tidak, sebelum Hanifan memeluk kedua calon presiden (capres) tersebut, situasi politik di Indonesia tengah memanas lantaran terjadinya gesekan yang disebabkan oleh penolakan aktivis #gerakangantipresiden2019 Neno Warisman di Pekan Baru, Riau.
Diakui sebelum dilakukannya pelukan Hanifan, suasana di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) nampak teduh dan sejuk. Prabowo selaku Ketua Umum Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) nampak merangkul Presiden kelima Indonesia Megawati Soekarno Putri beserta sang anak Puan Maharani.
Prabowo pun juga dengan senang hati menjemput Jokowi saat datang ke TMII. Prabowo dan Jokowi kemudian menonton pertandingan final Pencak Silat secara bersama-sama di kursi VIP.
Keakraban dan kemesraan tersebut sedianya patut dicontoh oleh pendukung kedua belah pihak capres tersebut atau yang kerap disebut nyinyir, cebongers dan kampreters. Apalagi, besar kemungkinan gesekan yang terjadi bukanlah perintah para capres.
Seperti perkataan Tokoh Nasional Rizal Ramli yang menyebut bahwa tindakan penghadangan kepada Neno Warisman oleh aparat penegak hukum beserta massa penolak gerakan #2019GantiPresiden bukanlah perintah Jokowi.
Rizal menyebut bahwa tim atau orang yang berada di lingkaran hingga pendukung eks Walikota Solo tersebut telah kebablasan dengan adanya tindakan penghadangan kepada Neno Warisman.
Rizal bahkan berpandangan bahwa cara seperti adalah bentuk kampanye gagal dari timsesnya Jokowi. Rizal mengingatkan agar timsesnya tidak semena-mena.
Apa yang disampaikan oleh Rizal Ramli hingga pengamat politik terkait dengan ketidaktahuan Jokowi atas penghadangan Neno Warisman turut diamini oleh partai koalisi pemerintahan Jokowi yakni Nasdem.
Ketua DPP Partai Nasdem yang juga Juru Bicara pasangan Jokowi-Ma’aruf Amin, Irma Suryani Chaniago, mengakui bahwa Jokowi tidak terlibat pada penghadangan kepada pengiat #2019GantiPresiden, Neno Warisman.
“Jokowi tidak pernah merespon tagar #2019GantiPresiden, yang merespon itu pendukungnya. Sedangkan yang menolak itu masyarakat setempat yang sudah muak dengan provokasi,†ujar Irma saat dihubungi terpisah oleh KedaiPena.Com.
Tak hanya itu, Irma memastikan, bahwa Jokowi juga tidak mempunyai andil atau campur tangan atas tindakan aparat penegak hukum yang memulangkan hingga melarang Neno Warisman di Pekan Baru, Riau.
“Presiden tidak bisa mengintervensi BIN dan Polri. Polri punya diskresi memberi izin atau menolak dengan alasan keamanan,†tandas Anggota Komisi IX DPR RI ini.
Pengamat Politik Universitas Paramadina, Hendri Satrio yang menyebut bahwa penghadangan Neno Warisman sebagai pekerjaan rumah Presiden Jokowi.
“Itu pekerjaan rumah Pak Jokowi sebagai Presiden. Kalau tadinya tidak tahu, sekarang melalui media pasti Presiden sudah tahu. Oleh karena itu wajib ditindak,†ujar Hendri dalam perbincangan dengan KedaiPena.Com, Jumat (31/8/2018).
Hendri mengingatkan bahwa baik dan buruknya sebuah rezim penguasa sangat bergantung kepada Presiden sebagai panglima tertinggi negara, bukan bawahannya. Jadi Presiden harus segera bertindak.
Sementara itu, pengamat politik dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Ubedillah Badrun mengakui bahwa masalah tidak hanya terjadi pada di lapisan menengah dan bawah pendukung Jokowi.
Ubed menilai bahwa sedianya masalah juga terjadi pada lapisan menengah Prabowo Subianto sebagai capres yang diusung oleh Gerindra, PAN, PKS dan Demokrat.
“Problemnya memang ada di lapis menengah dan lapis bawah. Atau mungkin juga Jokowi maupun Prabowo tidak mampu mengendalikan para pemujanya,†imbuh Ubed dalam perbincangan dengan KedaiPena.Com, Jumat (31/8/2018).
Ubed pun menyarankan, sebaiknya para elit politik nasional hingga pendukung kedua belah pihak dapat mencontoh apa yang dilakukan oleh pendiri bangsa. Seperti, Soekarno dan Hatta atau dengan yang lain, meski berbeda pandangan politik hubungan keduanya tetap hangat.
“Jadi apa yang dilakukan Prabowo dengan Jokowi adalah meneladani para pendiri bangsa. Mereka mau menunjukan bahwa di antara keduanya baik-baik saja,†ungkap Ubed.
Laporan: Muhammad Hafidh