KedaiPena.Com- Anggota Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat atau DPR RI dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) Ahmad Najib Qodratullah berharap, pemerintahan baru harus mengoptimalkan kemampuan domestik melalui program yang dicanangkan Presiden RI periode 2024-2029 Prabowo Subianto.
Najib begitu ia disapa menegaskan program Presiden RI Prabowo untuk mewujudkan swasembada energi dan pangan diperlukan guna menghadapi ancaman pelambatan ekonomi hingga resesi yang diprediksi bakal terjadi di Indonesia.
Hal itu disampaikan Najib menanggapi serangkaian prediksi yang menyebut jika ekonomi Indonesia akan menghadapi pelambatan hingga ancaman resesi. Teranyar, survei terakhir Bloomberg terhadap 34 ekonom memprediksi ekonomi RI melambat dan akan menghadapi ancaman resesi.
“Indonesia perlu mengoptimalkan kemampuan domestik melalui program yang sedang dicanangkan presiden Prabowo. Bila kita mampu sesegera mungkin melakukan swasembada pangan dan energi maka tekanan akan berkurang secara signifikan,” tegas Najib, Minggu,(27/10/2024).
Najib tak menampik, jika semua negara di belahan dunia saat ini tengah mengalami ancaman pelambatan ekonomi hingga resesi. Najib memandang, ancaman itu terjadi lantaran adanya perang yang meluas di eropa dan timur tengah.
Oleh kerena itu, Najib menegaskan pentingnya kreativitas lebih lanjut dalam mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan buruk baik dari sisi ancaman pelambatan ekonomi hingga ancaman resesi.
“Perang yang meluas di eropa dan timur tengah memiliki andil besar dalam perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia. Semua negara mengalaminya, perlu kreativitas lebih lanjut dalam mengantisipasi kemungkinan lebih buruk,” pungkas Sekretaris Fraksi PAN DPR RI ini.
Perekonomian Indonesia diprediksi akan membukukan pertumbuhan sebesar 5,04% pada kuartal III-2024, berdasarkan hasil survei terakhir Bloomberg terhadap 34 ekonom.
Prediksi itu lebih tinggi ketimbang perkiraan sebelumnya sebesar 5,03%. OBila prediksi itu terpenuhi, artinya perekonomian domestik membukukan perlambatan sedikit karena pada kuartal II lalu, Produk Domestik Bruto (PDB) tumbuh 5,05%.
Secara keseluruhan, tahun ini pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan mencatat angka 5%, sedikit melambat dibanding capaian tahun sebelumnya sebesar 5,05%.
Perlambatan itu diperkirakan akan berbalik pada 2025 di mana para ekonom memprediksi Indonesia akan bangkit dan tumbuh 5,10%.
Yang menarik, hasil survei yang dilakukan selama periode 17-24 Oktober lalu, para ekonom menilai Indonesia memiliki potensi resesi dalam 12 bulan ke depan sebesar 8%, menurut enam responden survei.
Probabilitas itu meningkat dibanding survei September yang mencatat angka 5%. Bahkan pada survei Juli, probabilitas resesi ekonomi domestik tercatat 0%.
Laporan: Muhammad Hafidh