KedaiPena.Com – Guru Besar Ekonomi Universitas Brawijaya, Prof Mohammad Khusaini menyatakan lonjakan kasus COVID-19 harus dievaluasi khususnya varian delta asal India.
Menurutnya, pemerintah harus duduk bersama para pakar kesehatan dan ekonomi untuk menyeleraskan pemulihan kesehatan dan ekonomi.
“Pemerintah perlu evaluasi efektivitas kebijakan saat ini terutama ancaman lonjakan kasus yang dapat membuat ekonomi dapat kembali mengalami resesi,” kata Khusaini dalam sebuah webinar, Jumat, (18/6/2021).
Sementara itu, Pengkaji Kebijakan & Inovasi, IPMI Business School, Research Affiliate Harvard Kennedy School, Sidrotun Naim, PhD menyatakan, bahwa Indonesia gagal memanfaatkan waktu untuk antisipasi masuknya varian delta.
Hal ini, lanjut dia, membuat pemerintah perlu test dan treacing yang lebih masif untuk kota-kota zona merah COVID 19.
“Test massal untuk kota seperti Jakarta harus segera dilakukan agar kita mengetahui sebagaimana varian delta sudah menginfeksi. Bila kita mengetahui kita bisa melakukan langkah antisipasi selanjutanya termasuk kebutuhan isolasi dan ketersedian tempat tidur di RS,” papar Naim.
Sidratun Naim juga menduga, bahwa varian delta COVID-19 mengalami perlambatan sebaran di negara katulistiwa.
Namun, tegas dia, tidak ada bukti bahwa varian delta tersebut tidak akan berkembang luas.
‘Ada indikasi bahwa varian delta bisa dihambat perkembangannya di Indonesia karena adanya persaingan mencari host dengan varian Indonesia,” papar Naim.
Naim mengakui, bahwa varian COVID19 Indonesia belum banyak diteliti oleh peneliti Indonesia, namun naim menduga varian Indonesia sejenis varian unik yang menyebar luas namun tidak ganas seperti halnya varian delta dari India.
“Hipotesa awal bahwa varian Indonesia mampu menghambat perkembangan varian delta, namun perlu diteliti lebih lanjut,” beber Naim.
Senada, Er Widyastuti MKM, Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta mengatakan PSBB di ibu kota tidak mungkin dilakukan secara tunggal jika memang mau diterapkan kembali.
“Jika PSBB Jakarta dilakukan namun tidak diikuti pengetatan di daerah lain maka lonjakan virus tidak akan efektif,” papar dr Widyastuti.
Laporan: Sulistyawan