KedaiPena.Com – Memasuki tiga tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo, pertumbuhan ekonomi Indonesia di prediksi akan mengalami pelambatan hingga mendekati di bawah 5 persen.
Hal ini terjadi akibat faktor ekonomi global yang semakin kompleks serta berbagai tantangan dari ekonomi domestik yang juga disebabkan oleh kondisi politik nasional yang tidak kondusif.‎
“Faktor politik nasional yang tidak kondusif menjadi salah satu penyebab utama, keengganan investor untuk melakukan investasi di Indonesia,” ujar Arief Poyuono, Wakil Ketua Umum DPP Gerindra dalam keteranganya kepada redaksi, ditulis Senin (12/12).
“Kasus Ahok dan kasus penangkapan aktivis pro demokrasi yang dianggap makar merupakan sebuah catatan yang bisa terus menciptakan situasi politik nasional tidak kondusif di dalam negeri,” tambah dia.
Arief menilai, situasi ini dianggap oleh investor swasta dan luar negeri sebagai bentuk dari ketidakmampuan Jokowi dalam mengkonsolidasi kekuatan politik.
“Pasti para analis investasi dan bisnis sangat mengetahui, bahwa Jokowi sampai saat ini belum berhasil mengkonsolidasikan parpol baik di dalam dan di luar pemerintahan,” tutur dia
Ketua Federasi BUMN bersatu tersebut, menambahkan, jika kondisi ini terus dibiarkan, maka Indonesia pada tahun 2017 akan mengalami krisis ekonomi, PHK besar-besaran dan rontoknya kurs rupiah terhadap mata uang asing.‎
“Kondisi ini diikuti resiko peningkatan kredit bermasalah atau non performing loan, yang bisa berdampak pada gagal bayar di sektor perbankan,” jelas dia.
“Jadi tahun depan Jokowi harus bisa mencari cara untuk bisa mendinginkan suasana politik nasional dengan melakukan rekonsiliasi politik nasional untuk meminta semua tokoh bangsa duduk bersama menghadapi ancaman krisis ekonomi ini,” pungkas dia.‎
Laporan: Muhammad Hafidh