KedaiPena.Com – Seluruh komponen bangsa sepatutnya mencegah penyebaran paham radikal anti pancasila. Sebab radikalisme sudah menyebar hampir ke berbagai sektor kehidupan kenegaraan.
Saf Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP Antonius Benny Susetyo menilai, radikalisme menganggap kebenaran itu absolut.
“Radikalisme itu sudah sampai tahap lampu merah, sehingga kita perlu warning dan lakukan pencegahan. Radikalisme itu seolah-olah dirinya paling benar, dan yang lain salah. Di negara yang majemuk ini, enggak bisa seperti itu. Bahaya radikalisme itu adalah memanipulasi agama untuk kepentingan merebut kekuasaan sesaat,” kata dia dalam keterangan, Selasa, (5/1/2021).
Menurutnya, kementerian/lembaga, dan pemerintah daerah (pemda) sepatutnya menelusuri rekam jejak aparatur masing-masing.
Tujuannya, kata dia, agar tidak terkontaminasi paham radikalisme. Salah satu caranya, lanjut Benny, melalui rekam jejak digital.
“Dari jejak digital itu orang bisa tahu bagaimana orang itu mendukung radikalisme atau tidak,” ujarnya.
Selain itu, Benny mejelaskan, keadilan sosial harus tercemin dalam politik, hukum, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan dan keamanan.
“Keadilan butuh hukum yang mempunya nilai-nilai yang berpihak keadilan harus tercermin dalam semua aspek termasuk keamanan,”tegasnya
Dia menambahkan anggota DPR, TNI dan Polri, serta lembaga strategis pun berkewajiban melakukan pencegahan radikalisme.
Ia menegaskan, seleksi ketat perlu dilakukan, dan tidak bergantung pada sumpah dan janji semata.
“Untuk pejabat negara itu harus ada rekam jejak dan jejak digitalnya. Wajib menjadi prioritas utama,” imbuhnya.
Akan tetapi, dia menyatakan hal terpenting lainnya yakni penegakan hukum.
“Kalau hukum itu berlaku untuk semuanya, maka ujaran kebencian, intoleransi itu tidak bertumbuh berkembang. Dengan sendirinya radikalisme itu teratasi. Sumber dari segala hukum kan Pancasila. Pancasila harus menjadi pedoman hidup bagi semua warga negara,” tegasnya.
Hal lain yang disampaikan oleh Benny adalah terkait aktualisasi nilai Pancasila dalam sangat ampuh dalam memerangi paham radikalisme.
“Aktualisasi Pancasila adalah cara untuk memerangi radikalisme khususnya nilai ketuhanan. Setiap orang menyakini Tuhan nya pasti akan mencinta sesama dan memperlakukan sesama sebagai saudara bukan menyakiti,” tegasnya.
Menurutnya sila pertama Ketuhanan yang maha esa dijadikan sila pertama karena membela kebenaran, keadilan, kejujuran.
“Ketuhanan yang Maha Esa dijadikan sila pertama karena membela kebenaran, keadilan, kejujuran. Ini yang harus menjadi titik tolak dalam kehidupan. Selian itu, sejak lahir bangsa indonesia sudah terbiasa dan menjadi roh bagi bangsa Indonesia,” pungkas Benny.
Laporan: Sulistyawan