KedaiPena.Com – Keraton Ngayogjakarta Hadiningrat, Daerah Istimewa Yogyakarta, menggelar upacara adat “Grebek Besar”, Sabtu (2/9), dalam rangka merayakan Idul Adha 1438 H.
Prosesi upacara diawali keluarnya iring-iringan pasukan keraton yang terdiri prajurit Wirobrojo, Ketanggung, Bugis, Daeng, Patangpuluh, dan Nyutro serta dikomandani Manggala Yudha GBPH Yudhaningrat.
Tujuh gunungan hasil bumi yang terdiri atas gunungan kakung, puteri, gepak, darat, pawuhan, dan dua gunungan jaler, diarak ratusan prajurit dari Siti Hinggil Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.
Lima di antaranya diarak menuju Masjid Gedhe Kauman. Dua gunungan lainnya, dibawa ke Kantor Kepatihan dan Puro Pakualaman.
Adik Sultan HB X, GBPH Yudhaningrat, menyatakan, kegiatan tersebut digelar sebagai bentuk sedekah sultan.
“Sekaligus sebagai simbol manunggaling kawula gusti dan hubungan Raja Keraton Yogyakarta dengan rakyatnya,” ujarnya.
Acara adat yang digelar saban tahun itu pun sebagai simbolisasi kemakmuran DIY. “Karena semua gunungan yang diarak berasal dari hasil bumi,” jelasnya.
Kala lima gunungan tiba di halaman Masjid Gedhe Kauman, langusng dikeroyok ratusan warga, baik wisatawan maupun warga dari berbagai daerah.
“Berebut isi gunungan dari Keraton selalu saya lakukan sejak dahulu setiap tahun,” ujar salah seorang warga, Sri Widayati (67).
Menurut warga Madukismo, Bantul, DIY ini, hasil bumi isi gunungan Grebeg Maulud tersebut sangat penting, karena dipercaya untuk menghindari keluarganya dari berbagai musibah.
“Saya yakin dapat berkah dan mudah-mudahan terhindar dari marabahaya,” harapnya.
Sedangkan Subarjo (57), warga Kota Gede, berencana memanfaatkan isi gunungan sebagai pakan hewan. “Biar ayam ternak saya tidak penyakitan,” doanya.