KedaiPena.Com – Kepala Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida menyatakan potensi ancaman bahaya saat ini berupa luncuran awan panas dari runtuhnya kubah lava dan jatuhan material vulkanik dari letusan eksplosif.
Oleh sebab itu, Hanik begitu ia disapa mengimbau, agar masyarakat di sekitar Gunung Merapi dapat waspada akan bahaya lahar, terutama saat terjadi hujan di puncak Gunung Merapi.
“Kami meminta agar dalam area 3 km tidak ada aktivitas manusia. Tapi kalau di luar area itu, masih dinyatakan aman,” kata Hanik saat dihubungi, Minggu pagi (29/3/2020).
Hanik menjelaskan dari kemarin sore hingga pagi ini, tercatat Merapi mengalami dua kali erupsi.
“Kemarin malam pada pukul 19.25 WIB dan tadi malam pada pukul 00.15 WIB,” ujarnya.
Pada erupsi pukul 19.25 pemantauan menyatakan tidak ada awan panas. Dan pada erupsi pukul 00.15 WIB di seismograf terekam dengan amplitudo 40 mm dan frekuensi 150 detik.
“Tinggi kolom erupsi teramati 1500 meter dan angin bertiup ke Barat,” ucapnya lebih lanjut.
Kondisi pagi ini, dinyatakan Hanik, cerah dengan suhu udara 18-20.8 derajat Celcius, kelembaban udara 70-80 persen dan tekanan udara 569-708.9 mmhg.
“Asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas tebal dan tinggi 200 meter di atas puncak kawah. Ini asap solfatara biasa,” kata Hanik.
BPPTKG meminta masyarakat untuk tidak panik tapi waspada akan bahaya abu vulkanik dari kejadian awanpanas maupun letusan eksplosif.
Laporan: Ranny