KedaiPena.Com – Pengamat Politik Universitas Tujuh Belas Agustus (Untag) Fernando Emas menilai, pemerintah telah kebablasan lantaran menggunakan influencer untuk mensosialisasikan Rancangan Undang-undang (RUU) Omnibus Law Cipta Kerja.
“Memang pada era sekarang ini influencer salah satu “kaki tangan” pemerintahan. Sebenarnya hal itu baik untuk menggaungkan gagasan atau program pemerintah yang benar-benar berpihak pada kepentingan masyarakat.
Namun terkadang “kebablasan” dalam menggunakan influencer,” kata Fernando sapaanya kepada KedaiPena.Com, Minggu, (16/8/2020).
Fernando menjelaskan, kalaupun pemerintah menggunakan influencer dalam mempromosikan Omnibus Law sangat kurang tepat. Hal itu lantaran pemerintah seharusnya mendengarkan apa yang menjadi kepentingan masyarakat.
“Jangan hanya pemerintah yang mau dimengerti oleh rakyat tetapi pemerintah juga harus mengerti apa yang menjadi keinginan dan kebutuhan rakyat,” tegas Fernando.
Dari pada untuk mensosialisasikan omnibus Law, lanjut Fernando,
sbaiknya para influencer diminta untuk lebih gencar lagi mensosialisasikan kepada masyarakat dalam menghadapi tatanan baru.
“Omnibus Law masih belum dapat diterima oleh masyarakat, sebaiknya diakomodir pendapat masyarakat.
Kenapa harus dipaksakan oleh pemerintah. Jangan hanya mendengarkan masyarakat ketika ada maunya seperti menjelang pemilu, begitu menang rakyat dilupakan,” tandas dia.
Laporan: Muhammad Hafidh