KedaiPena.Com – Dewan Pengarah Tim Kampanye Daerah (TKD) Jokowi-Ma’ruf Amin Jawa Barat, Ridwan Kamil menyebut tentang keunggulan dari hasil survei internal dan sesumbar tentang kemenangan Jokowi, di depan perempuan pendukung dan relawan Jokowi-Ma’ruf pada apel Siaga Pertiwi Kawal TPS di Sabuga, belum lama ini
“Dengan minus 20 saja, Pak Jokowi jadi presiden. Survei minggu lalu, kita menang 1 persen. Insya Allah, kita optimistis, Jokowi-Amin melanjutkan perjuangan Indonesia,” demikian RK, sapaan Gubernur Jabar, menyampaikan.
“Kalau ada fitnah, lawan. Jangan tidur saran saya mah, tidur mah nanti saja 18 April,” lanjutnya.
Menanggapi hal tersebut, Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi Jawa Barat (Jabar), Radhar Tribaskoro cuma bisa mengelus dada.
“Kami tidak bisa lain kecuali mengucapkan Subhanallah. Kok bisa Gubernur Jabar aktif menyebarkan hoaks?,” kecewa Radhar, dalam keterangan pers yang diterima KedaiPena.Com, ditulis Jumat (5/4/2019).
“Sudah menjadi pengetahuan publik bahwa survei-survei yang dilakukan oleh kubu “sebelah sono” pada umumnya adalah hoaks,” sambungnya.
Dalam Pilgub Jabar tahun lalu misalnya paslon Sudrajat Syaikhu dikabarkan hanya memperoleh 6-8% suara. Pada kenyataannya Sudrajat Syaikhu memperoleh 28% suara. Ketidak-akuratannya mencapai 400%.
“Melesetnya sebuah perkiraan akademik bukan hal yang mustahil. Tetapi biasanya ketidakakuratan itu masih berada di dalam rentang margin error, yaitu +/-3%. Namun ketidakakuratan yg mencapai 400% hanya bisa dijelaskan dengan memahami bahwa survei-survei itu sama sekali tidak akademik,” sambungnya.
Ia melanjutkan bahwa survei sejenis tidak dilakukan oleh satu dua lembaga melainkan oleh “segerombolan” lembaga dengan sumber biaya yang sama, menegaskan sifat politis dari survei itu.
“Orang mengatakan bahwa politik tidak selalu menyampaikan kebenaran. Pernyataan itu mesti diberi demarkasi. Politikus yang menyambaikan kebohongan alias hoax adalah politikus murahan yang menjadi polusi dunia politik,” sambung dia.
Sementara itu, Juru Bicara BPN Jabar lainnya, Syafril Sjofyan berujar, seorang gubernur jangan menjadi politikus murahan.
“Ia haruslah politikus sebenarnya yang memberikan arah dan contoh bagi generasi yg akan datang. Dari mulut real politician tidak boleh keluar omongan kasar, kebencian, apalagi hoaks,” tegas Syafril.
“Sungguh sayang Gubernur Jabar Ridwan Kamil sekarang malah jadi sumber hoaks, dengan menjadi jurubicara survei abal-abal,” tandas dia.
Laporan: Muhammad Lutfi