KedaiPena.Com – Permasalahan ketenagakerjaan kerap muncul dengan dialektikanya. Soal upah, sengketa hubungan kerja hingga norma-norma dan pidana ketenagakerjaan.
Provinsi Kalimanan Barat (Kalbar) tak terhindarkan pula dari sejumlah persoalan itu. Karenanya, buruh berharap, Pilgub Kalbar kali ini bisa memberikan perubahan yang berarti bagi kemajuan penanganan permasalahan buruh.
Agustino, penggiat buruh dan jaminan sosial di Kalbar berharap, gubernur terpilih kelak punya atensi dan komitmen bagi buruh.
Agustino yang juga seorang buruh kontrak atau alihdaya mendesak agar paslon di Pilgub Kalbar kali ini, memiliki kepedulian yang tinggi terhadap buruh-buruhnya.
“Kawan-kawan kami, khususnya pekerja kontrak atau alihdaya di perusahaan swasta maupun perusahaan BUMN mendambakan pemimpin yang punya perhatian “lebih” kepada buruh,” ujar dia dalam keterangan kepada redaksi, Selasa (26/6/2018).
Sebelumnya, Agustino bersama rekan buruh nya mempunyai pengalaman berkesan untuk ini. Saat upahnya terus terlambat dibayarkan, kerja kontrak berkepanjangan dan soal keselamatan kerja terabaikan, mereka dibantu oleh Karolin.
“Karolin yang menjabat Bupati kala itu, menunjukkan perhatiannya. Beliau, mendorong berbagai pihak, mulai dari Dinas Tenaga Kerja dan DPRD untuk segera mengambil tindakan. Bahkan, hjngga akhirnya, beliau “terjun” langsung membuka komunikasi untuk penyelesaiannya. Yang dilakukan Karolin, layak menjadi acuan, kelak dirinya menjadi Gubernur Kalbar. Karol sudah punya bekal di soal ini,” tegas Agustino.
Karolin sendiri menggandeng Gidot untuk berpasangan sebagai paslon dengan nomor urut 2 di Pilgub Kalbar kali ini.
Di sisi lain, saat dimintai tanggapannya soal Karolin, penggiat buruh nasional, Achmad Ismail (Ais) juga menyampaikan respon positif untuknya.
“Karolin sudah berpengalaman menangani soal perburuhan, semasa dirinya aktif di Komisi IX DPR RI lalu. Beliau “hapal†dengan isu-isu sensitif disanaâ€, ungkap Ais.
Ditambahkannya pula, sikap Karolin yang akomodatif serta cara-caranya yang “lugasâ€, mampu memenuhi harapan buruh saat itu. Melalui komunikasi bipartit ataupun tripartit, ditempuh Karolin guna menyelesaikan permasalahan buruhnya.
“Berbekal pengalaman di Komisi IX DPR RI periode lalu itulah harapan buruh Kalbar untuk gubernurnya, bisa jadi terpenuhi, Karolin gesit menangani aduan yang “masuk†ke dirinya,” tutur Ais.
Laporan: Muhammad Hafidh