KedaiPena.Com- Ketua Gerakan Pemuda (GP) Ansor Rahmat Hidayat menilai, jika Nahdlatul Ulama (NU) memerlukan banyak terobosan dalam bidang pendidikan dan sumber daya manusia.
Muktamar NU ke-34 yang akan berlangsung pada 22-23 Desember 2021, diharapkan menjadi momentum untuk ajang berbenah secara internal.
“Sebab, hingga saat ini bidang-bidang tersebut di kalangan NU masih tertinggal,” kata Ketua Gerakan Pemuda (GP) Ansor Rahmat Hidayat dalam keterangan ditulis, Rabu, (22/12/2021).
Rahmat menjelaskan, dari 7.462 sekolah milik NU, tidak ada satu pun yang berada di peringkat 100 besar. NU juga memiliki 44 kampus yang berdiri di bawah naungan NU yang bernasib serupa.
“Untuk kampus yang terkreditasi A pun hanya satu, dan itu-itu saja, yakni Universitas Islam Malang (Unisma),” imbuhnya.
Tak hanya itu, menurut Rahmat, dalam bidang kesehatan, NU masih ketinggalan. Dari total 43 rumah sakit, tidak ada yang memiliki fasilitas dan layanan kesehatan yang lengkap.
“Rumah sakit di bawah naungan NU memang sebanyak 43 unit. Namun, tidak termasuk rumah sakit fasilitas dan layanan kesehatan lengkap,” ujarnya.
Dia juga menyinggung orang-orang yang bernafsu ingin menjadi pengurus di organisasi Islam terbesar di Indonesia itu. Rahmat menyayangkan banyak yang setelah jadi pengurus, tetapi tidak bekerja.
“Ini kalau muktamar atau konferwil, konfercab semuanya nafsu jadi pengurus. Setelah itu, boro-boro mau ngurus organisasi, yang ada malah minta diurus,” kata dia.
Lebih lanjut Rahmat menuturkan, di era digital seperti saat ini NU membutuhkan pemimpin visioner. NU bisa memanfaatkan itu untuk menebarkan Islam Rahmatan Lilalamin (Rahmat untuk semesta alam).
Namun, ruang-ruang itu belum dimanfaatkan sebaik mungkin oleh para tokoh dan pengurus NU.
Rahmat mencontohkan, sejumlah NU yang memiliki akun YouTube untuk media dakwah hanya sedikit dan itu-itu saja, yakni Gus Miftah, Gus Muwafiq, dan Gus Mus.
“Sebut saja, akun YouTube Gus Miftah baru memiliki 782.000 pengikut, Gus Muwafiq sebanyak 146.000 pengikut, dan Gus Mus (KH Mustafa Bisri) 129.000 pengikut. Ini artinya dai NU itu benar-benar ketinggalan dalam memanfaatkan media sosial,” ujarnya.
Oleh karena itu, menjelang Muktamar NU dengan salah satu agendanya memilih pemimpin PBNU, Rahmat berharap tokoh yang terpilih adalah pemimpin visioner, yang mampu membawa NU lebih maju dalam segala bidang.
“Kami berharap PBNU dipimpin oleh tokoh yang visioner agar bisa mengimbau masyarakat baru yang serba digital dan cepat ini,” tutup dia.
Laporan: Muhammad Hafidh