KedaiPena.Com – Bersepeda menjadi salah satu hobi baru masyarakat perkotaan. Pilihan masyarakat untuk bersepeda menjadi hobi terus meningkat selama masa pandemi Covid-19.
Dipilihnya bersepeda olah masyarakat, lantaran dapat menjaga imun dari kesehatan tubuh serta pelepas stres selama masa pandemi Covid-19 yang melanda tanah air.
Salah satu daerah pilihan masyarakat untuk bersepeda ialah kota Tangerang Selatan (Tangsel), Banten. Dipilihnya Tangsel, sebagai rute bersepeda lantaran kedekatan jarak antara ibu kota Jakarta.
Namun demikian sebagai kota satelit Jakarta, Tangsel bisa disebut minim jalur pesepeda. Minimnya, jalur sepeda juga termasuk di titik -titik seperti BSD City yang merupakan kota modern Tangsel.
Kerap kali saat bersepeda di Tangsel, para goweser berhadapan-hadapan dengan angkutan umum hingga pengguna kendaraan roda dua atau roda empat lainya.
Hal ini tentu membahayakan, keselamatan dari para goweser yang bersepeda melintasi jalur-jalur di Tangsel.
Pesepeda Tangsel, bernama
Prathita mengaku jika, kota pimpinan Benyamin Davnie tersebut minim jalur sepeda hingga pejalan kaki. Ia berharap, Pemkot Tangsel dapat menyediakan jalur pesepeda dan pejalan kaki.
Prathita sendiri merupakan goweser yang juga menjadi peserta gowes Jelajah Sejarah Tangsel. Ito begitu ia disapa gowes ke sejumlah titik tempat bersejarah di Tangsel.
“Menurut saya sejauh ini belum memang ada beberapa titik yang disitu sudah ada jalur sepeda, cuma itu kan swasta bukan pemerintah daerah,” tegas Ito kepada KedaiPena.Com, Minggu, (7/11/2021).
Ito memandang, pentingnya jalur sepeda hingga pejalan kaki untuk menuju tempat transportasi umum di kota Tangsel.
“Jadi orang dari rumah menuju transportasi umum atau juga menuju rumah, itu sekarang kurang baik di Tangsel,” papar dia.
Perwakilan Bike To Work atau (BTW) ini menekankan, pentingnya jalur sepeda lantaran kondisi dunia hari ini. Ito mengingatkan, pentingnya transportasi berbasis hijau.
“Tentu harapan saya ketika misalnya kita melihat keadaan dunia semakin memanas kemudian tanah tenggelam dimana-mana tentu saja harapannya transportasi berbasis hijau itu berpihak di masyarakat, tentu saja jalan jalan di perlebar untuk memprioritaskan kelompok tersebut,” tandas Ito.
Laporan: Muhammad Lutfi