KedaiPena.Com – Setiap orang bisa menanam, tapi tidak semua orang bisa merawat apa yang telah ditanam. Oleh karenanya, sangat penting melakukan program perawatan setelah melakukan penanaman pohon, seperti yang dilakukan gerakan Gowes untuk Bumi (GUB).
Demikian disampaikan founder Boogie Indonesia, Anas Ridwan di sela GUB 2 di Setu Tujuh Muara, Tangerang Selatan, Minggu (27/2/2022).
“Kalau tanam sih sebenernya semua orang oke-oke saja, sekali tanem oke ya. Tapi yang paling sulit adalah dalam merawatnya,” kata Anas.
Ia pun memuji langkah GUB dalam melibatkan warga lokal dalam perawatan tanaman. Anas selanjutnya, meminta GUB untuk bisa meningkatkan kemampuan warga lokal dalam pengelolaan pasca tanam.
“Bagus kalau melakukan penanaman dengan melibatkan lingkungan terdekat, apalagi kan masyarakat lokal. Misalkan disini ada warga yang kita libatkan, kita dapat tambahan support semangat. Dan terus diingatkan untuk terus merawat tanaman,” papar dia.
“Sambil kita juga bantu pupuk, terus mungkin alat-alat kerjanya dan pengetahuan-pengetahuannya. Jadi mereka tahu bagaimana cara menanamnya dan merawatnya yang benar,” lanjut Anas.
Ia pun menilai tahun pertama perawatan adalah masa dengan tantangan luar biasa. Setelah itu tanaman akan tumbuh mandiri.
“Insya Allah tanaman akan jadi berkembang sendiri, dan di situlah manfaat yang akan kita rasakan. Bumi menjadi hijau, menjadi adem, binatang-binatang burung akan berdatangan, asrilah asik pokoknya,” sambungnya.
Selain itu, Anas juga mengapresiasi kelompok sepeda dari berbagai komunitas yang berpartisipasi dalam acara GUB.
“Alhamdulliah baik. Yang jelas di sini (para pesepeda) datang tanpa pamrih, tanpa berharap sesuatu, ada kesadaran teman-teman. Di sini dia nanem, terus yang paling penting enjoy,” Anas menambahkan.
Selanjutnya, GUB harus dilakukan secara konsisten dan tidak terputus. Pesepeda yang menanam, harus juga terlibat dalam pemeliharaan itu.
“Atur lagi untuk datang memberi kasih pupuk, terutama juga gulma-gulmanya dirapihin. Kalau ngelihat sih, mudah-mudahan sekarang, di ujung akhir musim hujan. Tanaman masih bisa ‘survive’ untuk cukup air tanpa harus repot nyiram, ya masih ada waktu,” tandas Anas.
GUB edisi Tangsel merupakan bagian kedua. Selain menanam, para pesepeda juga melakukan penyebaran benih ikan. Sebelumnya, di akhir Januari, GUB dilakukan di Muara Cianten dan dihadiri ratusan pesepeda lintas komunitas.
Selanjutnya, GUB akan dilakukan di Kwarasan Gunungkidul, sisi Ciliwung Jakarta Selatan, sisi Citarum Bandung, lereng Gunung Lawu dan lereng Gunung Ciremai.
Meski demikian, tidak menutup kemungkinan akan dilakukan juga GUB di daerah lain sesuai dengan animo pesepeda di daerah tersebut.
Laporan: Hera Irawan