KedaiPena.Com – Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Eni Maulani Saragih menilai, Pertamina telah gagal merespon keinginan Presiden Jokowi yang ingin membangun kilang-kilang baru guna menyiapkan dan memenuhi kebutuhan minyak dan ketahanan energi.
Eni begitu ia disapa mengungkapkan, sejak era Dwi Soetjipto, PT Pertamina telah menggagasnya, namun hingga kini progres kilang itu tak kunjung digarap.
“Sayang, progres soal pembangunan kilang ini, malah boleh dibilang stag program ini. Silahkan tanya deh ke Pertamina kenapa bisa begitu,” tutur Eni, Minggu, (10/6/2018).
Eni pun mengaku prihatin dengan sikap Pertamina tersebut. Sebab, dari bergantinya era kepemimpinan dari Dwi Soetjipto ke Ellia Massa Manik, roadmap Pertamina malah tak terarah.
Hal tersebut, kata dia, karena saat Ellia Massa memimpin pucuk kepemimpinan, dia malah tak setuju dengan pembuatan kilang baru, sebab dianggap tak ekonomis. PT Pertamina malah lebih memilih impor minyak.
Padahal, kata dia, meskipun awalnya keluar dana yang besar, namun dengan membangun kilang-kilang baru itu, maka negara akan lebih beruntung dan menikmati manfaat. Mulai dari kebocoran minyak yang bisa ditekan, penyerapan kerja, kedaulatan energi hingga bergeraknya ekonomi di sekitar wilayah kilang tersebut.
“Jadi saya sedih juga karena waktu Pak Ellia Massa Manik itu menjabat tak melanjutkan rencana pembangunan kilang ini. Bahkan sempat mundur perencanaannya waktu itu,” katanya.
Politisi Partai Golkar melanjutkan, sampai Ellia Massa berakhir jabatannya tidak satupun manajemen Pertamina berusaha melanjutkan kebijakan dan program yang telah dicanangkan era Dwi Sutjipto.
Menurut dia, lantaran tak ada progres pembangunan kilang dan pembenahan yang benar, mau tidak mau akhirnya PT Pertamina pun dipaksa kembali mengimpor.
“Akhirnya sampai sekarang semuanya belum jalan. Pada akhirnya, saat nanti sampai penyelenggaraan Asian Games menggunakan BBM Euro 4.0, kita akan kembali impor. Karena sesuai dengan Permen LHK, harus pakai Euro 4.0, nah kita tidak punya, nah yang enak dan menikmati importir lagi,” keluhnya.
Laporan: Muhammad Hafidh