MUNASLUB sebagai sarana konstitusional dalam tubuh Partai Golkar untuk mencari figur ketua umum baru pengganti Setya Novanto (Setnov).
Pertanyaan pertama adalah siapakah figur yang paling cocok untuk menggantikan posisi Setnov yang tersandung masalah hukum.
Karena munaslub ini sebagai akibat adanya kasus hukum yang menimpa Ketum Golkar, maka syarat utama adalah figur calon ketum Golkar yang secara individual bersih dari kasus hukum atau bersih dari dugaan keterlibatan kasus hukum, atau kata lain tidak ada cacat sama sekali dari kacamata hukum.
Pertanyaan selanjutnya adalah siapakah mereka? Dari sederetan figur figur yang saat ini mencuat di publik dan berkuasa secara struktural di Partai Golkar.
Siapakah yang dapat dijadikan sebagai lembaga penilai figur bersih itu? Apakah pemerintah? Apakah KPK atau aparat penegak hukum lainnya? Apakah penilaian dari internal partai politik?
Jika penilaian melalui internal Golkar, saya khawatir jika penilaian itu tidak obyektif dan cenderung salah.
Munaslub di Bali membuktikan terpilihnya Setnov melalui penilaian internal tidak membawakan hasil.
Bahkan isu di seputar Munaslub Bali, keterpilihan Setnov tidak terlepas campur tangan penilaian pemerintah (meskipun yang menilai adalah kader Golkar yang ada di pemerintahan), hasilnya juga nihil.
Terbukti sekarang Setnov terlibat kasus hukum, bahkan secara politis penanganan kasus Setnov ini sangat tendensius untuk membumihanguskan Golkar?
Masihkah kita percaya dengan pemerintah (oknum dari Golkar) yang ikut campur dalam pesta demokrasi di tubuh Golkar? Saya secara pribadi tidak mempercayai lagi peran pemerintah (oknum) dalam menentukan masa depan Partai Golkar.
Sekarang sudah mulai muncul bebarapa nama figur kandidat ketua umum. Dan bahkan secara kasat mata ada kandidat Ketum Golkar yang mendapat dukungan dari pemerintah (oknum kader).
Pertanyaannya adalah dukungan ini apakah benar-benar untuk memajukan dan membesarkan Golkar, atau juga bagian skenario mengkerdilkan dan membumihanguskan Partai Golkar?
Waktu yang tentuanya akan menjawabnya. Pesan saya sebagai orang yang ikut dibesarkan dan membersarkan Golkar, waspadalah, jangan sampai Golkar masuk lubang yang sama dan terjebak dalam politik sandera dari aspek hukum dan politis.
Golkar dan kadernya harus mampu mandiri dan percaya diri, bahwa hanya kader Golkar dan Golkar sendiri yang mampu membesarkan Golkar dan keluar dari krisis ini.
Oleh Budi Supriyanto, Mantan Anggota DPR-MPR RI Fraksi Partai Golkar