BAGI sebagian besar orang, goa identik dengan tempat yang gelap, berlumpur dan menyeramkan. Tapi bagi sebagian orang lagi, goa merupakan sebuah tempat yang menarik untuk dikunjungi.
Sudah sejak ribuan tahun yang lalu goa sudah menjadi tempat manusia melakukannya aktivitasnya baik sebagai tempat tinggal, tempat pemujaan maupun sebagai tempat penguburan.
Dewasa ini, goa lebih dikenal sebagai sebuah daya tarik wisata yang menawarkan aktivitas wisata minat khusus, pendidikan dan petualangan.
Tapi di sisi lain, secara tradisional, goa-goa masih menjadi daya tarik orang-orang yang memiliki ketertarikan tertentu dengan hal-hal keagamaan dan kepercayaan. Hal ini membentuk satu segmen pasar wisata tertentu yang disebut dengan wisata ziarah.
Menurut Nyoman S.Pendit (2002:42), menyatakan, wisata ziarah adalah jenis wisata yang sedikit banyak dikaitkan dengan agama, sejarah, adat istiadat dan kepercayaan umat atau kelompok dalam masyarakat.
Wisata ziarah dapat dilakukan perorangan atau rombongan ke tempat suci, kemakam-makam orang besar, pemimpin yang di agungkan, bukit atau gunung yang dianggap keramat, pemakaman tokoh atau pemimpin sebagai manusia ajaib penuh legenda.
Sebagian orang Indonesia masih percaya dengan hal-hal yang berbau mistis dan goa merupakan salah satu tempat yang menjadi tujuan mereka. Secara nilai-nilai agama yang mereka anut bertentangan, tetapi hal tersebut tidak menutup niat untuk mencari sesuatu yang diluar kepercayaan agama mereka.
Selama ini orang-orang lebih mengenal makam-makan sunan atau syeikh yang menjadi tujuan wisata ziarah. Segmen pasar ini yang disebut segmen wisata religi.
Masih terdapat satu segmen lagi yang merupakan bagian dari segmen wisata ziarah yaitu segmen pasar wisata spiritual dimana salah satu tujuan wisatanya adalah goa-goa alami.
Potensi mereka sebagai sebuah segmen pasar wisata harus dapat diwadahi karena faktanya goa-goa sudah menjadi daya tarik wisata ziarah baik yang bersifat spiritual untuk tujuan pesugihan atau memohon hal-hal tertentu pada hal-hal mistis, maupun yang bersifat religi seperti berdoa di makam-makan yang terdapat di dalam gua.
Goa Saparwadi di Pamijahan merupakan salah satu contoh gua yang menjadi daya tarik wisata ziarah di Kabupaten Tasikmalaya. Pada bulan-bulan tertentu kawasan ini ramai dikunjungi oleh wisatawan tidak hanya wisatawan nusantara tetapi juga wisatawan mancanegara yang berasal dari Malaysia, Singapura dan Brunei.
Contoh lainnya adalah Gua Lelono yang berada di dalam kawasan Taman Nasional Alas Purwo yang sering menjadi tujuan orang-orang yang memiliki tujuan untuk mendapatkan berkah, kekayaan dan hal-hal lain yang menjadi keinginan mereka dan masih banyak lagi gua-gua yang ada di Indonesia yang dikunjungi untuk tujuan-tujuan tersebut di atas.
Goa-goa sebagai sebuah daya tarik wisata ziarah selama ini masih belum banyak dilirik oleh pemerintah-pemerintah kabupaten.
Kalaupun ada yang mengembangkan gua sebagai daya wisata masih mengembangkannya secara konvensional dalam artian mengembangkan gua sebagai tempat rekreasi.
Para pengelola kepariwisataan di daerah khususnya yang memiliki potensi gua harus berpikir lebih luas lagi bahwa masih ada segmen pasar wisata yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan.
Oleh Dr Heri Cahyadi, Pakar Pariwisata STP Bandung