KedaiPena.Com – Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Cabang Kota Medan, Sumatera Utara menggelar diskusi bertajuk ‘Nasionalisme Kita Sedang Diuji’.
Dalam diskusi yang digelar belum lama ini, Ketua DPC GMNI Medan, Maman Kurniawan Silaban menyebutkan, tema tersebut menarik menjadi diskusi melihat kondisi kebangsaan saat ini yang sedang goyah.
“Kita sebagai kaum muda yang bernaung di GMNI sudah seharusnya bersuara dan bergerak untuk meredam segala tindakan yang berpotensi untuk menghancurkan persatuan dan kesatuan bangsa dan negara. Hari ini Nasionalisme bangsa kita sedang diuji, apakah masih bisa bersatu dalam kebhinnekaan atau tidak,†kata Maman.
Dikatakan, peran kelompok nasionalis dalam kondisi kebangsaaan saat ini sangatlah vital. Kasus-kasus intoleran dan ketidakadilan terus terjadi di negara ini, dan harus dilawan.
“Tidak boleh ada organisasi ataupun kelompok-kelompok ormas yang berdiri di Negara Republik Indonesia ini, yang tidak menggunakan Ideologi Pancasila sebagai asas dalam keorganisasiannya, bahkan tidak mengakui Pancasila sebagai falsafah hidup di negara ini.†pungkasnya.
Karena itu, lanjut Maman, dengan semangat Kebangkitan Nasional, yang sebentar lagi diperingati, DPC GMNI Medan mengajak seluruh anggota dan kader GMNI Medan untuk melakukan aksi.
“Aksi sebagai langkah berikutnya untuk menyuarakan sikap dari GMNI Medan terkait masalah-masalah kebangsaan saat ini,†tukasnya.
Komisaris Komisariat GMI UNIMED mengataka, soal kebangsaan nasionalisme adalah soal spirit persatuan mendasar seluruh elemen bangsa, tanpa mengenal sekat-sekat dalam kehidupan berbangsa bernegara ini. Mengingat hal tersebut tanggal 20 mei 2017 mendatang sepertinya menjadi momen yang krusial dalam penyuaraan persatuan tersebut.
“Berkaca dari fenomena-fenomena yang hadir di republik ini, yang dimana kita kaum intelektual bergelut dibidang akademisi mestinya sebagai garda terdepan dalam penyuaraan spirit nasionalime yakni spirit persatuan bangsa,†kata dia.
Komisaris Komisariat GMNI ITM, Ujar Maario Butar-butar menambahkan, keinginan merubah sebuah struktur pemerintahan yang mengemuka belakangan adalah kecenderungan memikirkan suatu kepuasaan atau ketidak peduliannya akan rakyat, dan hanya demi kepentingan individu.
“Aparatur negara harus mendapat kritik yang tepat untuk menyentuh hati nuraninya,†imbuhnya.
Laporan: Dom