KedaiPena.Com – Tokoh Papua Natalius Pigai menyebut bahwa pemberitaan soal kejadian luar biasa (KLB) campak dan gizi buruk di Asmat, Papua telah membongkar tabir pencitraan yang dilakukan oleh pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) selama ini.
Pasalnya, kata Natalius Pigai, kasus yang terjadi di Asmat sudah sangat
mencengangkan lantaran telah memakan korban jiwa sebanyak 63 orang akibat menderita campak dan gizi buruk.
“Pemerintah semacam berdiam diri terhadap kejadian luar biasa (KLB) campak dan gizi buruk yang terjadi di wilayah paling timur Indonesia tersebut. Pemberitaan seputar KLB campak dan gizi buruk menjadi ‘upper cut’ bagi Presiden Jokowi,” beber dia dalam perbincangan dengan KedaiPena.Com, Jumat (19/1/2018).
“Sebab selama 3 tahun kepemimpinan Jokowi ini kita disuguhi informasi yang berlebihan tentang pembangunan Papua seperti pembangunan jalan, jembatan, jembatan yang melintasi laut, hingga jalan-jalan bebas hambatan,” sambung Natalius Pigai.
Tidak hanya itu, Natalius Pigai juga menyebut, bahwa selama ini masyarakat telah dihipnotis dengan berbagai pemberitaan bahwa di Papua konektivitas darat, laut dan udara sudah terjalin. Padahal hal tersebut tidak selaras dengan kenyataan ada di Papua.
“Saat ini, fakta berbicara lain. Kematian puluhan bayi akibat busung lapar, gizi buruk di Asmat yang dirilis oleh salah satu media nasional beberapa hari terakhir telah memukul balik pemerintah. Berita tersebut bisa jadi pintu masuk membuka borok pemerintah,” imbuh dia.
Dengan kondisi demikian, Komisioner Komisi Nasional perlindungan Hak Asasi Manusia (HAM) meminta agar masyarakat tidak terlalu banyak berharap kepada Pemerintah untuk dapat menyelesaikan sejumlah masalah kesejahteraan di Indonesia.
“Kuncinya ada di Presiden Jokowi. Namun, karena sekarang sudah masuk ke tahun politik jadi hal itu hanya buang waktu dan sia sia,” pungkas dia.
Laporan: Muhammad Hafidh