KedaiPena.Com- Direktur Gerakan Perubahan, Muslim Arbi menyoroti langkah Presiden Jokowi yang membiarkan anaknya Gibran Rakabuming Raka maju menjadi pendamping bacapres Koalisi Indonesia Maju (KIM) Prabowo Subianto di Pilpres 2024. Muslim sapaanya menduga langkah pembiaran Jokowi ini merupakan sikap pembelaan kepada Prabowo yang telah dikhianati PDIP.
Prabowo yang juga merupakan Ketua Umum Partai Gerindra sendiri diketahui pernah merasa dikhianati oleh PDIP tepatnya pada perhelatan Pilpres 2014. Saat itu PDIP mengusung Jokowi menjadi calon presiden padahal Megawati dan Prabowo membuat perjanjian Batu Tulis yang ditandatangani pada 2009.
“Karena saat ini nampaknya Jokowi memanfaatkan Prabowo dengan memajukan Gibran anak nya sebagai cawapres. Bisa jadi sikap Jokowi mau obati luka pengkhiatan pada Prabowo yang juga telah ikut membesarkan Jokowi saat Pilgub DKI,” kata dia, Sabtu,(28/10/2023).
Dalam perjanjian Batu Tulis 2009, kata Muslim, Megawati menyatakan akan mendukung Prabowo sebagai pada Pilpres 2014. Namun saat itu Megawati dan PDIP malah mendukung dan mengusung Jokowi bukan Prabowo.
“Sebetulnya pengkhianatan itu mesti harus nya disadari oleh PDIP. Tapi nyata PDIP menikmati pengkhianatan itu. Nah hari ini. Kembali dan PDIP di khianatani oleh Jokowi. Itulah barangkali sebagai pokok ketegangan dan keretakan antara Megawati-PDIP vs Jokowi,” papar Muslim.
Muslim tak menampik, langkah Jokowi mendukung Prabowo juga termasuk dalam pengkhianatan kepada PDIP yang all out selama 2 periode. Muslim menegaskan, jika PDIP dan Megawati merasa dikhianati bisa saja Jokowi dimakzulkan di tengah jalan dengan menggalang kekuatan parlemen.
“Kalau Megawati dan PDIP merasa di Khianati. Bisa saja Jokowi di makzulkan di tengah jalan dengan galang kekuatan di Parlemen. Jika tidak dilakukan Megawati dan PDIP dianggap berpura-pura berkelahi. Karena. Bisa jadi musuh Politik yang sebenarnya adalah Anies – Imin,” tandasnya.
Sebelumnya, Wakil Ketua Tim Koordinasi Relawan Pemenangan Pilpres (TKRPP) PDIP, Adian Napitupulu menyebutkan bahwa persoalan pengkhianatan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dan keluarganya terhadap partai disebabkan hal sepele.
Dia menegaskan, PDIP tidak mengabulkan permintaan Jokowi untuk memperpanjang masa jabatannya sebagai presiden menjadi tiga periode dan menambah masa jabatan.
“Nah ketika kemudian ada permintaan tiga periode, kita tolak. Ini masalah konstitusi, ini masalah bangsa, ini masalah rakyat, yang harus kita tidak bisa setujui,” kata Adian dalam keterangan resminya, Rabu (25/10). Hal yang sama diutarakan Adian dalam wawancara di salah satu TV Nasional, tadi malam.
Menurutnya, PDIP menolak permintaan tersebut karena tidak ingin mengkhianati konstitusi. PDIP ingin menjaga konstitusi karena terkait dengan keselamatan bangsa dan negara serta rakyat Indonesia.
Laporan: Tim Kedai Pena