KedaiPena.Com – Anggota Komisi VII DPR Harry Poernomo mengaku ragu dengan kesepakatan yang telah dicapai pemerintah dengan PT Freeport. Keraguan Harry didasari karena sebelumnya Freeport selalu memberikan janji-janji belaka tanpa realisasi konkret.
“Masih belum tuntas karena belum ada kesepakatan harga sahamnya (soal divestasi 51%), butuh proses negosiasi lagi, bisa saja batal karena tidak tercapai kesepakatan harga,” kata politikus Gerindra itu saat dihubungi di Jakarta, Rabu (30/8).
Selain soal divestasi saham, Harry juga mengaku masih ragu dengan komitmen Freeport terkait pembangunan tempat pengolahan atau pemurnian hasil tambang sebagaimana diamanatkan UU nomor 4 tahun 2009 tentang Minerba.
“Soal smelter kita lihat realisasinya karena janji-janji seperti ini sudah pernah sejak lama dijanjikan tapi realisasinya nol,” demikian Harry.
Seperti diketahui, hari ini Selasa (29/08) dalam konferensi pers yang digelar di KemenESDM, pemerintah yang diwakili Menteri ESDM Ignasius Jonan dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyepakati sejumlah poin penting dengan PT Freeport.
Adapun poin penting yang menjadi kesepakatan antara pemerintah dengan Freeport adalah: 1. Freeport bersedia melepas divestasi sahamnya sebesar 51% kepada pemerintah Indonesia. 2. Freeport sepakat akan membangun Smelter mulai sekarang sampai tahun 2022. 3. Freeport bersedia beralih dari rezim Kontrak Karya (KK) ke rezim IUPK. 4. Freeport harus berkontribusi besar terhadap penerimaan negara ketika rezim KKnya berubah menjadi IUPK.
Laporan: Muhammad Hafidh