KedaiPena.com – Partai Gerindra mendesak pemerintah untuk secara transparan mengungkap ke publik mengenai pembebasan sandera oleh milisi Abu Sayyaf di Filipina. Hal ini terkait ‎penyanderaan yang kembali dilakukan Abu Sayyaf terhadap 7 anak buah kapal asal Indonesia.
“Ini kali ketiga kelompok Abu Sayaf melakukan penyanderaan. Kenapa bisa terulang kembali?. Pemerintah tidak transparan dalam proses pembebasan. Ada sumber yang mengatakan kita bayar tebusan dan ada yang tidak. Tentu itu semakin menambah ketidakjelasan,” ujar Ketua Fraksi Gerindra Ahmad Muzani saat konferensi pers di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (28/6).‎
Jika benar pemerintah membayar tebusan, Muzani pun mempertanyakan kenapa penyanderaan kembali terulang. Ia khawatir  ketidaktransparanan pemeri‎ntah membuat sebagian publik berfikir bahwa warga negara Indonesia tengah dijadikan komoditas Abu Sayyaf layaknya barang tawar menawar.
“(Kalau bayar tebusan) kenapa penyanderaan masih terulang? Ini Bukti warga kita dijadikan komoditas oleh Abu Sayyaf!” sambungnya.‎
Lebih lanjut, Muzani berharap pemerintah bisa segera membebaskan sandera. Terlebih kabar teranyar menyebut bahwa pemerintah Filipina telah mengizinkan Indonesia terlibat aktif dalam penyelesaian kasus ini.‎
“Jadi kita tunggu transparansi dari pemerintah agar kejadian tersebut tidak kembali terulang,” tandasnya.
Sebanyak 7 WNI diculik oleh kelompok bersenjata di ‎perairan laut Jolo, Filipina selatan pada Senin 20 Juni 2016.
Berawal dari pembajakan dengan menggunakan dua perahu yang beranggotakan 4 hingga 5 orang. Salah satu di antara pembajak menggunakan bahasa Melayu dan membawa senjata api laras panjang.
Para pelaku kemudian menculik tiga orang ABK yaitu Capt Fery Arifin (nahkoda), Muh Mahbrur Dahri (KKM) dan Edy Suryono (Masinis II), serta merampas semua alat komunikasi kapal. Setelah kejadian itu, kapal tersebut dilepas dan melanjutkan perjalanan dengan sisa ABK 10 orang.
Di dalam perjalanan, hanya berselisih waktu 1 jam 15 menit dengan kejadian pertama, kapal TB Charles 001 kembali dibajak oleh kelompok lain beranggotakan 8 hingga 10 orang yang juga menggunakan senjata laras panjang dan pistol.
Mereka menculik empat orang ABK yaitu, Ismail (mualim I), Robin Piter (juru mudi), Muhammad Nasir (masinis III), dan Muhamad sofyan (Oilman).‎
(apit/veb)‎