KedaiPena.Com – Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahamd membenarkan jika partainya melakukan komunikasi dengan pemerintah Jokowi.
Meski demkian, Dasco menyebut, komunikasi tersebut dilakukan dalam rangka menyodorkan sejumlah gagasan untuk perbaikan bangsa.
“Saya klarifikasi bahwa memang ada komunikasi antara pihak pemerintah ada partai Gerindra, waktu rekonsiliasi dan pascarekonsiliasi,” kata Dasco di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (8/10/2019).
Wakil Ketua DPR Bidang Ekonomi ini juga menegaskan, sejak awal partainya selalu mengedepankan memberikan konsep-konsep pada pemerintah terkait ketahana pangan dan ketahanan energi.
“Kalau konsep diterima, kita tahu bidang-bidang apa jadi prioritas. Dan setelah bidang itu disetujui dari konsep yang mana, baru kita bicara orang,” dalihnya.
Oleh sebab itu, Dasco membantah, jika pembicaraan Gerindra dengan pemerintah mengenai orang per orang atau bidang di kementerian. Karena, hingga saat ini, Gerindra masih mengkonsultasikan tentang konsep-konsep yang sudah diberikan ke pemerintah.
“Kalau kami berikan konsep lalu pelaksanaanya tidak terealisasi dengan baik, tentunya apa yang kami jadikan konsep atau apa yang kami janjikan kepada masyarakat itu tidak terealisasi. Sehingga, kalau kita sudah bicara orang itu tidak betul sama sekali,” tukas Waketum Gerindra ini.
Sementara itu, Pengamat Komunikasi Politik Silvanus Alvin menilai tidak pantas dan tidak elegan jika Gerindra khususnya Prabowo meminta jatah menteri kepada Jokowi.
“Semasa kampanye kita lihat ada beda pandangan dalam arah pembangunan bangsa ini. Kalau ujug-ujug minta menteri, artinya Prabowo melepas pandangan politiknya yang kemarin. Akan ada kesan Prabowo ingin sekali masuk pemerintahan, dan rela menanggalkan ideologi perjuangannya,” papar Alvin.
Di sisi lain, lanjut Alvin, Jokowi dinilai tidak elok jika memberikan jatah menteri kepada Gerindra. Pada kampanye, Gerindra adalah rival politik, di kubu seberang.
“Menerima Gerindra, nantinya bisa menimbulkan gesekan di antara parpol pendukung Jokowi yang ada di TKN kemarin. Mereka yang sudah berjuang dilupakan bak kacang lupa kulit,” tegas Alvin.
Ia menambahkan, kalau Gerindra masuk ke pemerintahan, takutnya checks and balances itu tidak ada.
“Karena saya melihat sekarang pusat kekuatan politik itu ada di satu orang yaitu Megawati. Mega tidak ada jabatan struktural baik di pemerintahan atau di parlemen. tapi PDIP yang sebagai pemenang pileg menempatkan Mega itu kuat sekali,” pungkas Alvin.
Laporan: Muhammad Hafidh