KedaiPena.Com – Anggota Komisi III DPR RI, Muslim Ayub, mengecam aksi penyerangan oleh para pelaku terduga teroris kepada aparat Kepolisian, baik di Kampung Melayu, Mapolda Sumatera Utara, hingga Masjid Falatehan Jakarta.
Dia pun meminta jenazah pelaku teror tidak dilakukan serangkaian ibadah sebagaimana mestinya, seperti dimandikan, disalatkan, hingga disemayamkan.
“Ini memang di atas biadab. Kalau perlu dikuliti, nggak perlu dikubur, dicincang,” ujarnya di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (5/7).
Ketua DPP Partai Amanat Nasional (PAN) ini geram, lantaran insiden di Masjid Falatehan yang jaraknya tak jauh dari Mabes Polri, penyerangan terhadap dua personel Brimob dilakukan usai salat Isya.
“Itu sangat biadab. Pada orang salat dia memikam. Islam tidak mengajarkan itu, apapun agama,” tegasnya.
Muslim pun meminta jajaran Kepolisian tetap mewaspadai jaringan para pelaku, kendati beberapa diantaranya tewas di tempat karena terkena timah panas.
Soalnya, politisi asal Aceh tersebut menduga bakal ada serangan serupa di daerah lain, terutama yang mengincar aparat Kepolisian
“Teroris ini menganggap musuhnya Kepolisian. Selama ini menganggap polisi kafir, padahal yang dibunuhnya polisi lagi salat, muslim juga,” paparnya.
Korps Bhayangkara juga diharapkan tak segan langsung melakukan pemeriksaan, ketika melihat adanya kejanggalan. Terlebih, sedang arus balik dan diduga dimanfaatkan para teroris untuk datang ke Jakarta.
“Kecuali (pendatang dengan tujuan, red) menjenguk keluarga atau tenaga kerja terampil,” pungkas Muslim.
Ada tiga insiden penyerangan terhadap Polri dalam kurun dua bulan terakhir, dari bom panci di Kampung Melayu serta penyerangan dengan sebilah pisau di Mapolda Sumatera Utara dan di Masjid Falatehan.
Pertama, teror 24 Mei, di mana terjadi dua ledakan bom di kawasan Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur. Akibatnya, tiga personel Kepolisian yang sedang bertugas mengawal pawai obor Ramadan gugur dan belasan orang lainnya mengalami luka-luka.
Penyerangan terhadap personel kepolisian kembali terjadi di Mapolda Sumatera Utara, Medan, Sumut, 25 Juni, dini hari. Dua pelaku yang masuk ke dalam Pos Penjagaan dengan melompati pagar menikam seorang petugas piket, Aiptu Martua Sigalinging, dengan sebilah pisau dapur.
Insiden terakhir terjadi di Masjid Falatehan, Kompleks Peruri, kawasan Blok M, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (30/6), pukul 19.40 atau beberapa jam jelang Hari Bhayangkara.
Kejadian berawal dari penyerangan dua personel Brimob, AKP Dede Suhatmi dan Briptu M Syaiful Bakhtiar, dengan sebilah pisau sangkur usai salat Isya. “Tagut,” kata pelaku saat menyerang personel kepolisian di dalam masjid.