KedaiPena.Com – Ketika promosi besar-besaran digeber hingga level internasional, bukan berarti penyiapan di lapisan bawah mandek. Ibarat pejoget dangdut, di atas goyang, bawah nya ikut bergoyang. Itulah yang terus-menerus dipastikan oleh Kemenpar yang dinahkodai Menteri Arief Yahya.
Asdep Tata Kelola Destinasi dan Pemberdayaan Masyarakat di Deputi Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Kemenpar, Oneng S Harini melaporkan satu aktivitas langsung ke masyarakat. Yakni Gerakan Sadar Wisata dan Aksi Sapta Pesona di Pananjakan Bromo, Pasuruhan, Jawa Timur.
“Masyarakat harus terus disiapkan agar hospitality-nya semakin sempurna,” kata Oneng S Harini, Jepang bisa menjadi benckmark yang bagus. Masyarakat di desa-desa wisatanya sangat ramah, sopan, dan hormat dengan tamu-tamu darimana saja. Itu bukan datang tiba-tiba, tetapi diajarkan secara turun menurun, dari nenek moyangnya. “Kita juga punya budaya Timur, yang etika dan sopan santunnya tinggi. Aksi Sapta Pesona dan Sadar Wisata ini mengingatkan lagi akan pentingnya menjadi tuan rumah yang baik,” kata Oneng, ditulis Minggu (19/3).
Tujuh unsur sapta pesona yang sering disimbolkan dengan matahari bulat bergambar kepala manusia dengan tujuh letupan yang mengelilingi bulatan itu. Ke-7 nya adalah Aman, Tertib, Bersih, Sejuk, Indah, Ramah, Kenangan. “Itulah gol yang ingin dicapai, masyarakat membangun, mewujudkan dan menjaga agar 7 pesona itu terjadi,” ungkap dia.
Sekitar 300 warga di Pananjakan itu diajak berbicara dari hati ke hati, untuk menjadi tuan rumah bagi wisatawan yang baik. Pilihannya jatuh di Pasuruhan itu, karena Bromo Tengger Semeru (BTS) adalan satu dari 10 top destinasi prioritas.
“Aksi Sapta Pesona simbolisme untuk mengingatkan agar semua stakeholders menjaga kebersihan di destinasi, aksi sebenarnya adalah dimulai dari kita sendiri untuk menjaga kebersihan diri, keluarga, dan lingkungan sekitar”, kata Yabez L.
Tosia dalam materi Sadar Wisata dan Sapta Pesona yang disampaikan dihadapan 300 peserta di rest area Pananjakan, Bromo “BTS telah ditetapkan sebagai destinasi prioritas. BTS akan dikunjungi ribuan wisman. Masyarakat harus siap menjadi tuan rumah yg baik agar turut mendapatkan manfaat dari pariwisata”, lanjut Kabid Internalisasi dan Pengembangan Sadar Wisata yang suka bertopi ini.
Sebagai salah satu top 10 program prioritas Kemenpar, Gerakan Sadar Wisata berfokus pada sosialisasi Sapta Pesona yang merupakan ruh dari pariwisata Indonesia. Pada kesempatan ini juga dihadirkan narasumber dari BNPT untuk menyampaikan materi tentang aspek keamanan dan pencegahan radikalisme di destinasi pariwisata. Kemenpar merasa perlu mengangkat tema ini karena Indonesia telah merasakan pengalaman buruk akibat aksi terorisme.
“Serangan bom bali 1 telah menurunkan tingkat kunjungan wisman sebesar 22,7% pada tahun 2003 dan memukul roda perekonomian di Bali” jelas Kol. Mar. Purwanto Joko, Kasubdit Pam Obvit dan Transportasi dari BNPT. “Pencegahan radikalisme harus dimulai dari lingkungan keluarga dengan melakukan pengawasan terhadap konten-konten berbau radikal yang dapat dengan mudahnya diakses oleh anak-anak kita” tambah prajurit asal Surabaya ini.
Laporan: Anggita Ramadoni