KedaiPena.Com – Tokoh nasional Rizal Ramli dan rekan-rekannya sesama aktivis mahasiswa di Institut Teknologi Bandung (ITB) menggagas gerakan anti kebodohan. Hal ini dilakukan agar ada perbaikan tingkat pendidikan melalui wajib belajar.
“Saat itu kita melawan pemerintah otoriter, kita dipenjara, ratusan kawan gak bisa jadi pegawai negeri. Tapi semangat mengubah Indonesia dari otoriter ke demokrasi tetap menjiwai,” ungkap Rizal Ramli menyikapi 93 tahun Sumpah Pemuda, di Jakarta, Jumat (29/10/2021).
Kemudian Rizal Ramli mengurai pandangannya perihal mahasiswa zaman sekarang. Awalnya, dia sempat membuat pesimis, namun kini hal itu telah terbantahkan.
“Meskipun tampilan mahasiswa saat ini terlihat seperti anak mami, tetapi ternyata mereka juga cukup konsen dengan permasalahan negara,” papar Rizal.
Hanya saja, menurut eks Menko Perekonomian era Presiden Gus Dur ini, hal yang membedakan antara dahulu dan sekarang adalah ketidakmauan mahasiswa saat ini tergabung dalam kelompok partisan.
“Hari ini mahasiswa kalau kita lihat penampilan luar keliatan kayak anak mami, seolah gak peduli dengan bangsa, tapi kalau kenal lebih baik ternyata sangat konsen dengan masalah nasional tapi tidak mau partisan,” ujar Rizal Ramli.
Rizal Ramli juga mengaku pernah dibuat takjub oleh mahasiswa yang mengklaim dirinya tahu isi UU KPK maupun UU Omnibus Law Cipta Kerja saat mereka ramai memprotes kedua UU kontroversial itu.
“Kedua, saya pernah tanya kalian ngomongin UU KPK emang ngerti? Dia bilang ‘Abang kuno, begitu tertarik kita Google 24 jam’. Begitu pula Omnibus Law. Mereka organisatoris yang hebat karena main games. Makanya Oktober hampir 50 kota mahasiswa bergerak. Ada harapan lagi, tidak selembek yang saya bayangkan,” tegas Rizal Ramli.
Lebih lanjut, Rizal Ramli menyoroti arti milenial yang belakangan juga banyak digaungkan. Sama halnya dengan Presiden Jokowi yang memilih sejumlah kalangan milenial untuk menjadi staf khususnya saat ini.
Rizal Ramli mengatakan, banyak dari mahasiswa yang enggan dipanggil milenial karena ada satu dua alasan.
“‘Jangan sebut kita milenial, karena milenial itu anak orang kaya sekolah bagus ngerti IT, tapi begitu diberi kekuasaan mereka merampok lebih. Kita generazi Z, lahir setelah 1995, mau HP harus kerja, mau beli pulsa mesti kerja, kita lebih ulet dr millenial anak manja, kita ikut perjuangan. Mileial mana ada memperkaya diri sendiri’,” tukas Rizal Ramli mengutip ulang perkataan mahasiswa yang ditemuinya.
“Saya sempat kagum dengan milenial. Jokowi lebih kagum lagi sama generasi milenial sampai jadi Stafus, ternyata begini. Bener, di Kartu Prakerja malah nyopet juga dan sebagainya. Saya lebih bangga generasi Z,” tandas Rizal Ramli.
Laporan: Muhammad Lutfi