KedaiPena.Com – Kabar gembira untuk Indonesia disampaikan dalam Sidang Executive Board Unesco ke-204 pada tanggal 17 April 2018 waktu setempat. Sekretaris Deputi Bidang Sumber Daya Manusia, Iptek dan Budaya Maritim Elvi Wijayanti mewakili Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman yang hadir sebagai bagian dari Delegasi Indonesia mengabarkan bahwa Geopark Ciletuh Palabuhan Ratu dan Geopark Rinjani telah resmi mendapat peringkat Unesco Global Geopark (UGG).
Selain Geopark Ciletuh Palabuhan Ratu dan Geopark Rinjani, Unesco juga mengesahkan 12 geopark dari 11 negara sebagai UGG.
“Syukur Alhamdulillah karena keberhasilan ini tentunya akan semakin meningkatkan pamor wisata alam kita dimata dunia. Saat ini berarti Indonesia memiliki 4 (empat) UGG yaitu Geopark Batur di Bali, Gunung Sewu di Jawa Tengah, Rinjani di Lombok NTB dan Ciletuh-Palabuhanratu di Jawa Barat,” kata Elvi melalui pesan singkat.
Predikat ini tentunya membawa geopark-geopark Indonesia layak menjadi destinasi wisata dunia. General Manager Badan Pengelola Geopark Ciletuh Palabuhan Ratu Dana Budiman mengatakan potensi geopark sangat besar.
Keindahan alamnya lengkap. Lanskap, gunung, air terjun, sawah, ladang, berujung di muara sungai ke laut, harus cepat dikembangkan agar bisa menghidupkan ekonomi masyarakat juga.
Geopark Ciletuh-Palabuhanratu merupakan geopark yang tercepat prosesnya mendapatkan UGG di Indonesia. Proses penetapan hanya berjarak sekitar tiga tahun setelah menjadi geopark nasional. Geopark Ciletuh adalah kawasan yang terdiri atas gunung dan pantai di serta komposisi batuan purba.
Batuan itu muncul ke permukaan karena terendapkan dalam palung laut hasil penunjaman lempeng samudra di bawah lempeng benua pada Zaman Kapur, 50-65 juta tahun silam. Sementara perjalanan geopark Rinjani untuk mendapatkan UGG ditempuh melalui perjalanan lebih panjang.
Geopark Ciletuh Palabuhan Ratu dikelilingi hamparan alluvial dengan batuan unik dan pemandangan yang indah. Selain itu, pantainya yang keren mempunyai ombak yang disukai para surfer. Pantai Cimaja yang berada di Kawasan geopark sering terpilih sebagai lokasi lomba surfing berskala internasional.
Gunung Rinjani (3.726 m) merupakan gunung vulkanik tertinggi kedua di Indonesia setelah Gunung Kerinci (3.800 m) , dan merupakan salah satu dari tiga gunung api aktif di Nusa Tenggara Barat yang terletak di kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) Pulau Lombok.
Jadi Geopark Rinjani juga memiliki potensi wisata yang tidak kalah indahnya. Geopark Rinjani terdiri dari kawasan pantai, laut, gunung RInjani, hutan dan dikelola beberapa organisasi/ lembaga.
Keanekaragaman hayati yang meliputi berbagai tipe vegetasi hutan, antara lain: vegetasi hutan savana, hutan hujan dataran rendah dan hutan hujan pegunungan. Warisan Budaya yang terdapat di Kawasan Geopark Rinjani mencakup budaya masa kini yang dilakukan pada masa modern dan masa lalu yang dilakukan pada masa pra-sejarah.
Geopark dalam konsep pembangunan berkelanjutan memiliki tujuan mulia yaitu merubah pola pikir (mindset) pemanfaatan sumber daya alam khususnya warisan geologi yang selama ini baru dimanfaatkan melalui kegiatan ekstraktif yang diubah menjadi upaya konservasi untuk meningkatkan perekonomian lokal maupun regional.
Konsep geopark adalah menyatukan perlindungan warisan geologi ke dalam strategi pengembangan sosiobudaya dan ekonomi yang harmonis dengan konservasi lingkungan alam. Sebuah kawasan dapat dikatakan geopark ketika mempunyai unsur atau nilai warisan geologi, keanekaragaman hayati dan warisan budaya.
Konsep geopark tersebut dirasakan sangat cocok untuk dikembangkan sebagai bagian dari pariwisata yang lestari dan berkelanjutan, terbukti dengan perkembangan yang cukup pesat di Indonesia dibandingkan dengan negara-negara asia tenggara lainnya.
Hingga saat ini, Indonesia memiliki 4 kawasan UGG (Batur, Gunung Sewu, Rinjani dan Palabuhan-ratu) dan 7 (tujuh) kawasan Geopark Nasional (Merangin Jambi, Kaldera Toba, Pulau Belitong, Raja Ampat, Tambora, Maros-Pangkep dan Bojonegoro), serta setidaknya terdapat + 80 kawasan yang dapat dijadikan geopark nasional karena mempunyai potensi warisan geologi.
Berbagai program kegiatan tentunya harus terus dikembangkan untuk dua UGG baru ini, misalnya seperti promosi dan pengelolaan kawasan geopark secara serius dengan mengedepankan keberlanjutan. Selain itu, tantangan kedepanpun semakin besar.
Permasalahan pelestarian lingkungan khususnya masalah sampah harus teratasi. Keragaman geologi, hayati, dan budaya di kawasan geopark inipun harus dimanfaatkan dan diolah untuk pemberdayaan dan kesejahteraan masyarakat.
Laporan Ricky Sismawan