KedaiPena.com – Gencatan senjata yang awalnya direncanakan untuk mengevakuasi penduduk sipil dari Mariupol sebanyak 200 ribu orang dan dari Volnovakha sebanyak 15 ribu orang pada Sabtu (5/3/2022), tak berlangsung dengan baik. Gencatan senjata tersebut hanya berlangsung kurang dari tiga jam.
Rusia maupun Ukraina memberikan pernyataan yang berbeda terkait kegagalan evakuasi penduduk sipil ini.
Kepala Deputi Presiden Volodymyr Zelenskyy, Kyrylo Tymoshenko menyatakan pihak Rusia lah yang tidak mau mempertahankan gencatan senjata.
“Mereka terus menembakan senjata ke Mariupol dan wilayah sekitarnya,” kata Tymoshenko, seperti dilansir oleh Al Jazeera.
Pernyataan ini ditepis oleh Menteri Pertahanan Rusia, yang menuduh pihak nasionalis Ukraina telah mencegah kepergian penduduk sipil dari Ukraina.
Bahkan, dalam pernyataannya, juga disampaikan bahwa adanya tembakan dari arah dua lokasi gencatan senjata kepada pihak Rusia.
Dibalik rencana gencatan senjata ini, pihak Ukraina pun terus meminta tambahan bantuan militer dari Amerika Serikat. Permohonan ini disampaikan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy secara langsung pada 280 orang anggota kongres melalui zoom meeting.
Tak hanya itu, Zelenskyy juga meminta pemerintah Amerika Serikat menerapkan pelarangan impor komoditas Rusia termasuk minyak dan gas.
Sementara, pihak Amerika Serikat sendiri sudah memerintahkan semua warga negaranya untuk meninggalkan Rusia dalam waktu secepatnya.
Laporan: Natasha