KedaiPena.Com- Direktur Eksekutif Oversight of Indonesia’s Democratic Policy, Satyo Purwanto menilai, gelombang seruan keprihatinan dan peringatan para civitas akademika dari puluhan perguruan tinggi menjadi alarm bahaya bagi keselamatan bangsa dan negara RI.
“Ini alarm tanda bahaya bukan saja bagi sistem demokrasi namun juga terancamnya keselamatan bangsa dan negara RI dalam menghadapi pilpres yang hanya dalam hitungan hari saja,” kata Satyo, Kamis,(8/2/2024).
Satyo menerangkan, gelombang seruan keprihatinan dan peringatan para civitas akademika juga merespons serangkaian pernyataan dan manuver Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang semakin vulgar jelang masa pencoblosan.
“Tanpa etika dalam memobilisasi instrumen kekuasaan dalam pilpres 2024 yang ditandai sejak MK merubah aturan untuk meloloskan Cawapres Gibran putra Jokowi,” ungkap Satyo.
Satyo mengakui Pilpres 2024 sudah tidak berjalan dengan fair sejak MK memutuskan untuk meloloskan Gibran sebagai cawapres Prabowo. Satyo mengatakan, kekhawatiran masyarakat akan terjadinya Pemilu tak jujur dan adil alias curang akan terjadi.
“Sejak MK meloloskan Gibran putra Jokowi sebagai cawapres berpasangan dengan Prabowo dan kuat dugaan saat pilpres saat tanggal 14 Februari kekhawatiran masyarakat akan terjadinya pemilu tidak jujur dan adil alias curang akan terus terjadi,” tandasnya.
Laporan: Sabillah