KedaiPena.Com – Kinerja Menteri Keuangan Sri Mulyani yang ‘under perform’ membuat publik menyematkan berbagai ‘gelar satire’.
Anggota Jaringan Aktivis Pro Demokrasi (Prodem) Adamsyah Wahab menjuluki anak buah dari Presiden Joko Widodo itu dijuluki “Jeng Bond”. Ia menjelaskan, ‘bond’ sendiri berarti surat utang.
Hal ini bermula pada kebijakan Menteri Keuangan, Sri Mulyani terkait pencairan Tunjangan Hari Raya (THR) Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada tahun ini yang tanpa komponen tunjangan kinerja (tukin).
“Morning Jeng Bond. The World (Bank) is Not Enough! Wajar kalau netizen +62 berkomentar keras di media sosial ketika Menkeu press conference LIVE lewat akun media sosial Kemenkeu,” tulis pria yang karib disapa Don Adam di akun Twitternya, Jumat (30/4/2021).
Don Adam-pun turut menyertakan ‘screenshot’ komentar salah satu netizen mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu menggelar konferensi virtual terkait pengumuman THR dan Gaji ke-13.
“Saran buat pemerintah, kalau gak sanggup sejahterakan ASN, jangan buka rekrutmen CPNS, buka aja tenaga sukarela alias romusha, masa THR dibawah UMR. Nyuruh perusahaan bayar pekerja, lah dia yang malah sunat THR ASN-nya sendiri,” tulis netizen bernama Feranto Supu.
Sebelumnya, begawan ekonomi sekaligus tokoh nasional, Rizal Ramli juga kerap menyebut Sri Mulyani sebagai Menteri Terbalik.
Ini merupakan sindiran terhadap Sri Mulyani yang mendapat penghargaan dari luar negeri seperti Finance Minister of the Year for East Asia Pacific tahun 2020 oleh Majalah Global Markets, tapi di sisi lain malah bikin rakyat susah.
“Menteri Keuangan Terbalik menyenangkan bagi para debitur, tetapi menyengsarakan rakyat.
Rizal pun merespon julukan baru yang disematkan Don Adam ke Sri Mulyani.
“Don Adam canggih. Menkeu Terbalik di sebut ‘Jeng Bond’ (Jeng Ngutang karena terus-terusan terbitkan bond (surat utang]). Tapi itupun THR PNS dipotong, dasar payah,” katanya dikutip akun Twitternya.
Pada tahun 2011, Politisi Partai Golkar Bambang Soesatyo melayangkan kritik tajam rencana pencalonan mantan Menteri Keuangan Sri Mulyani (SMI) sebagai kandidat Direktur IMF menggantikan Straus-Khan. Pasalnya, masyarakat Indonesia memiliki sejarah buruk dengan IMF selama menangani krisis keuangan di Indonesia.
“Masyarakat kita mempunyai persepsi yang buruk tentang IMF. Karena itu sebagian besar dari kita tak peduli siapa saja calon pengganti Straus-kahn. Jadi, Siapa pun boleh saja menjagokan Sri Mulyani (SMI),” kata Bambang Soesatyo di Jakarta, Selasa (24/5/2011).
Menurutnya, dukungan terhadap Sri Mulyani ditengarai tidak terlepas dari keberhasilan Sri Mulyani menggolkan sejumlah program IMF di Indonesia.
“Mungkin, teman-temannya (Sri Mulyani) di IMF menjagokan SMI karena dia dikenal sebagai SPG (sales promotion girl) IMF yang handal. Jadi, wajarlah kalau SMI masuk nominasi,” sindir Bambang seraya tetap mempertanyakan peran Sri Mulyani di bank Century.
Laporan: Muhammad Lutfi