KedaiPena.Com – Rampak Bedug merupakan salah satu warisan budaya tak benda yang telah dimiliki oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten. Sehingga untuk dapat terus melestarikannya, Pemprov Banten mengenalkan budaya tersebut kepada generasi muda.
Demikian hal itu disampaikan oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Provinsi Banten Tabrani seusai menghadiri final festival Rampak Bedug tingkat SMA/SMK se-Provinsi Banten di Plaza Aspirasi, KP3B, Kota Serang, Rabu (23/3/2022).
“Mudah-mudahan dengan festival ini, semakin menjadikan Rampak Bedug dicintai generasi anak muda, karena ini adalah salah satu budaya yang ada di Provinsi Banten diantara budaya-budaya yang lainnya,” ucapnya.
Selain itu, ia mengatakan Rampak Bedug merupakan salah satu seni budaya kebanggaan masyarakat Provinsi Banten, dan telah ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2015 menjadi warisan budaya.
“Satu di antara kebanggan di Banten adalah Banten punya kebudayaan warisan yang sudah ditetapkan oleh Kementerian berupa Seni Rampak Bedug,” katanya.
Menurutnya, seni Rampak Bedug memiliki sejarah yang panjang serta kemudian menjadi kebanggaan masyarakat. Bahkan seni ini tidak hanya dikenal diwilayah Provinsi Banten, melainkan secara nasional bahkan internasional.
“Salah satu sanggar yang ada di Pandeglang sempat mewakili tampil di Belanda. Rampak Bedug ini bukan hanya sekedar di kenal di Nusantara, tetapi juga di dunia,” jelasnya.
Ia juga menuturkan, dalam festival Rampag Bedug tersebut dijadikan sebagai bahan evaluasi, apakah Rampak Bedug dapat efektif dijadikan sebagai muatan lokal di tingkat SMA/SMK se-Provinsi Banten.
“Apakah Rampak Bedug ini efektif dijadikan muatan lokal atau kearifan lokal tingkat SLTA,” tuturnya.
Sementara, Kepala Bidang Kebudayaan Dindikbud Provinsi Banten, Bara Hudaya mengungkapkan bahwa kegiatan tersebut dilakukan dalam rangka evaluasi dari Pergub 15 Tahun 2014 tentang Pengembangan Kurikulum Muatan Lokal Seni Budaya Banten Bagi Pendidikan Menengah Se-Provinsi Banten.
“Kegiatan ini sebagai evaluasi agar ke depan kegiatan itu berjalan di SMA/SMK/SKh di Banten,” ungkapnya.
Disampaikannya, acara tersebut diikuti sebanyak 32 sekolah, dimana setiap Kabupaten/Kota mengirimkan perwakilan sebanyak 4 sekolah. Pada setiap perwakilan mengirimkan video untuk dilakukan penilaian oleh juri dan kurator, setidaknya terdapat 8 sekolah yang masuk pada babak final.
“Namun yang ditampilkan hari ini ada 8 dari kabupaten kota yang pantas dan masuk ke babak final,” pungkasnya.
Laporan: Muhammad Lutfi