KedaiPena.Com- Sejumlah aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) dan musisi menggelar aksi solidaritas di depan kantor Kedutaan Besar Amerika Serikat, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (19/4/2024).
Aksi solidaritas tersebut membawa seruan ‘Stop Genosida Palestina’. Para musisi dan aktivis penggiat HAM tersebut menamai diri sebagai Koalisi Musisi untuk Gaza.
Salah satu musisi yang hadir dalam aksi solidaritas tersebut ialah Eka Annash. Bassist The Brandals itu menjadi satu dari sejumlah musisi tanah air yang hadir di Kedubes Amerika Serikat.
Eka saat dikonfirmasi mengaku hadir di kantor Kedubes Amerika Serikat lantaran semakin parahnya serangan Israel ke Palestina. Terlebih eskalasi di Timur Tengah makin memanas usai serangan Iran ke Israel baru-baru ini.
“Tapi memang kita nginisiasi aksi ini karena ngeliat makin kesini makin eskalasi kondisinya makin parah ya. Terutama poin sejak tanggal 13 April kemarin waktu Iran udah mulai ngelakuin agresi serangannya gitu kan,” kata Eka di lokasi.
Eka mengku tuntutan dalam aksi ini yakni agar gencatan senjata segera dilakukan. Menurutnya, gencatan senjata juga diperlukan agar dampak yang ditimbulkan tak semakin meluas dan menimbulkan perang dunia ketiga.
“Makanya kita ngerasa perlu untuk bikin aksi ini untuk bikin statement terutama komponen paling penting which is Amerika Untuk melaksanakan atau melakukan dan mematuhi hukum internasional ya,” beber dia.
Sementara itu, aktivis HAM, Fatia Maulidiyanti yang hadir di Kedubes Amerika Serikat
menganggap kondisi yang terjadi di Palestina saat ini sebagai bentuk kegagalan para pemimpin bangsa di dunia untuk menciptakan perdamaian.
“Pemimpin-pemimpin bangsa hari ini yang telah gagal untuk menciptakan perdamaian bagi kita generasi-generasi muda dan generasi-generasi penerus di seluruh dunia,” kata Fatia.
Fatia pun menyebut Amerika Serikat bertanggungjawab atas terjadinya kondisi saat ini. Fatia menyebut forum Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) gagal dalam menghentikan genosida tersebut.
“Bahwa hari ini salah satu negara adidaya di dunia yang kedutaannya ada di belakang kita semua, Amerika Serikat, telah memiliki tangan yang berdarah, yang bertanggung jawab atas segala macam bentuk genosida, penindasan, ketidakadilan dan juga bagaimana forum internasional seperti PBB telah gagal untuk mewujudkan perdamaian tersebut,” tegas dia.
Fatia menuturkan, standar HAM internasional hanya sekadar pepesan kosong ketika melihat konflik yang terjadi di Palestina saat ini.
“Segala macam bentuk standar HAM internasional, konvensi-konvensi internasional yang mengatur tentang hak asasi manusia, mengatur tentang standar-standar hak asasi manusia dalam perang, humaniter dan juga bagaimana bantuan-bantuan kemanusiaan itu hanya sekedar menjadi kertas gorengan saja hari ini,” tandas Fatia.
Laporan: Muhammad Lutfi