KedaiPena.com – Keprihatinan atas krisis minyak goreng yang mengakibatkan kesusahan masyarakat mendorong RAKSA HUM (Rakyat Untuk Keadilan Supremasi Hukum), yang merupakan kolaborasi Organisasi Dewan Revolusi Agraria, LKLH Sumut, Resbon, Sri Kandi Sahabat Rakyat, GMASI, dan Pekasawitnas menggelar aksi di depan Kantor PT Wilmar Nabati Indonesia atau Wilmar Group, yang berlokasi di Jl. Putri Hijau Medan dan depan Kejaksaan Tinggi Jl. AH Nasution.
Koordinator Aksi RAKSA HUM, Johan Merdeka menyatakan pemberitahuan atas aksi hari ini sudah disampaikan pada Kapolrestabes Medan Cq Kasat Intelkam pada hari Jumat (22/4/2022).
“Aksi unjukrasa ini aksi moral sebagai presure untuk mendesak kebijakan baru Wilmar untuk berkomitmen pada dunia internasional dan khususnya masyarakat Indonesia dalam menjaga kebutuhan pangan masyarakat lokal tentang minyak goreng,” kata Johan saat aksi berlangsung, Selasa (26/4/2022).
Sebagai informasi, Wilmar Group memiliki perkebunan kelapa sawit Wilmar tersebar di beberapa negara di dunia. Sekitar 65 persen kebun sawit Wilmar berada di Indonesia, 26 persen di Malaysia Timur dan 9 persen berada di Afrika.
Selain itu, PT Wilmar Nabati Indonesia adalah anak perusahaan Wilmar Group yang dikenal sebagai salah satu perusahan raksasa dunia pada sektor perkebunan kelapa sawit. Pemilik Wilmar merupakan salah seorang konglomerat Indonesia, Martua Sitorus.
Bersama dengan Kuok Khoon Hong, Martua Sitorus mendirikan Wilmar pada tahun 1991. Sebagaimana dikutip dari laman resmi perusahaan, Wilmar Grup awalnya hanya memiliki perkebunan kelapa sawit seluas 7.000 hektare di bawah PT Agra Masang Perkasa (AMP).
Seiring berjalannya waktu, perusahaan yang bermarkas di Singapura ini terus mengalami perkembangan. Bahkan saat ini Wilmar merupakan salah satu pemilik perkebunan kelapa sawit terluas di dunia dengan total luas tanam mencapai 232.053 hektare per 31 Desember 2020.
“Atas alasan inilah RAKSA HUM menggelar aksi lebih awal ke Wilmar, sebab perusahaan ini terbesar ekspor CPO dunia,” ungkapnya.
Tak hanya itu, Johan juga menyatakan sangat ironis Indonesia sebagai negara G20 menempati posisi Presidensi dan tuan rumah G20 yang akan digelar di Bali pada 15-16 November 2022 dapat mengalami krisis minyak goreng.
“Tujuan kami adalah meminta Komitmen Baru Wilmar untuk menjamin pasokan minyak goreng kebutuhan lokal lebih terjamin buat rakyat indonesia,” pungkasnya.
Laporan: Hera Irawan