KedaiPena.Com- Berita duka menyelimuti dunia pendidikan tanah air. Pada Selasa (5/11/2019), sebuah sekolah dasar di Pasuruan, Jawa Timur, ambruk dan menewaskan seorang siswa dan seorang guru. 11 orang lainnya mengalami luka-luka.
Menanggapi kejadian naas tersebut, Hetifah Sjaifudian, Wakil Ketua Komisi X DPR RI yang membawahi bidang pendidikan menyebut, hal itu sangat memprihatinkan, mengingat anggaran yang digelontorkan untuk pembangunan fasilitas pendidikan sangat besar.
“Harus kita selidiki, dimana akar missnya? Apakah pihak sekolah yang tidak melaporkan kondisi bangunan sekolah yang sudah tidak layak, ataukah dari dinas pendidikan kota yang belum menindaklanjuti laporan?,” ujarnya, Rabu, (6/11/2019).
Hetifah menambahkan, sekolah dasar merupakan tanggung jawab pemerintah kota. Namun, banyak juga program bantuan dari pemerintah pusat seperti dalam bentuk dana alokasi khusus.
“Semua stakeholder pendidikan harus proaktif dalam mengajukan dan melaksanakan perbaikan sekolah-sekolah yang kurang layak. Baik dari pihak pemerintah kota, pihak sekolah, maupun orangtua murid,” tambahnya.
Dihubungi secara terpisah, Yanti Sriyulianti, pakar pendidikan yang juga penggagas sekolah aman menyatakan, kejadian tersebut kemungkinan besar terjadi karena bangunan sudah lapuk.
“Menurut standar sarana prasarana Permendikbud, kekuatan bangunan adalah 20 tahun. Sekarang sudah saatnya semua sekolah harus segera dicek usia bangunannya”, ujarnya.
Yanti menambahkan, kejadian ini harusnya dijadikan momentum bagi pemerintah dan stakeholder pendidikan lainnya untuk benar-benar menanggapi serius pembangunan sekolah aman bencana.
Apalagi, kebanyakan sekolah di Indonesia berada di wilayah rawan bencana, kecuali di Kalimantan.
“Bukan hanya pembangunan fasilitas fisik yang harus diperhatikan, namun juga manajemen penanggulangan bencana dan pendidikan pengurangan resiko bencana”, pungkasnya.
Laporan: Muhammad Hafidh