BERIKUT ini adalah jawaban atas tulisan Dr. Ir. Arman Hakim Nasution, M. Eng yang berjudul “21 Tahun BUMN Millenial, Menuai Prestasi dan Kritik, Membangun Keadilan Ekonomi’, yang saya pandang sebagai tulisan yang cenderung bombastis, tidak berbobot dan memalukan.
Tulisan yang beredar di berbagai grup Whatsapp tersebut sebenarnya merupakan tanggapan terhadap tulisan saya tentang “Kinerja Memble BUMN di Era Jokowi” yang dimuat di KedaiPena.Com.
Dr. Rizal Ramli me-retweet link berita tersebut di akun twitter pribadinya, dan sepertinya Dr. Arman Hakim Nasution gagal paham, dikiranya tulisan tersebut adalah pendapat Dr. Rizal Ramli. Padahal itu tulisan saya.
Dr. Arman Hakim Nasution sepertinya harus lebih banyak lagi belajar tentang sejarah terjadinya revaluasi aset BUMN, bahwa kenaikan aset BUMN yang terjadi pada tahun 2000-2001 sebesar Rp154 triliun adalah akibat dari revaluasi aset PLN yang dilakukan oleh Menko Perekonomian Rizal Ramli.
Kenaikan aset BUMN Rp 800-an triliun pada tahun 2015-2016 adalah akibat Kebijakan Revaluasi Aset BUMN atas usul Menko Kemaritiman Rizal Ramli.
Jadi, total Rp954 trilliun kenaikan aset BUMN setelah reformasi adalah inisiatif dan saran Dr. Rizal Ramli. Silakan, untuk tambah pengetahuan, Dr. Arman Hakim Nasution baca berita ini.
Seharusnya, dengan kenaikan aset tersebut, pemerintah juga melakukan langkah-langkah untuk menaikkan performance dan profitabilitas BUMN. Jika tidak, tentu ROA akan merosot. Di situlah kualitas manajemen BUMN yang sesungguhnya diuji.
Demikian, silakan belajar lagi Pak Dr. Arman Hakim Nasution.
Oleh Gede Sandra, Pergerakan Kedaulatan Rakyat (PKR)