KedaiPena.Com – Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengambil banyak kebijakan kontroversial. Kebijakan-kebijakan ini oleh sementara pihak dinilai berat ke kubu petahana Joko Widodo.
Tak pelak, Jokowi dan Ma’ruf Amin ketiban pulung. Citranya kadung rusak karena tuduhan mengintervensi KPU.
Tokoh Nasional Rizal Ramli menilai, gara-gara kekonyolan KPU menperbolehkan orang gila boleh memilih, membatalkan debat visi misi, membocorkan debat, ini malah merugikan petahana Jokowi.
“Malu-maluin saja. Ini kemunduran untuk demokrasi,” seru Menko Ekuin era Presiden Gus Dur ini dalam keterangan yang diterima KedaiPena.Com, Minggu (6/1/2019).
Pada tahun 1978, sewaktu dirinya masih menjadi aktivis mahasiswa, Pemilihan Ketua Dewan Mahasiswa ITB dilakukan secara demokratis dan langsung. Tidak bertahap seperti biasanya, pilih senator dulu baru Ketua DM.
“Ada seri debat yang seru. lni kok KPU mau buat demokrasi mundur dengan bocorkan materi debat,” lanjut Rizal.
Eks penasehat ekonomi PBB ini pun menilai, pemilu paling jujur, adil, effisien dari segi biaya adalah Pemilu 1955 dan 1999.
“Tahun 1999, karena Habibie (Presiden RI saat itu) menghayati betul arti pemilu yang demokratis, lalu mengangkat Rudini dan Bang Buyung Nasution jadi Ketua & Wakil Ketua KPU. Integritas dan ‘leadership’ mereka hasilkan Pemilu terbaik,” tandas Rizal.
Laporan: Ranny Supusepa